Default Risk, Faktor Penting Saat Mengevaluasi Potensi Kerugian Investasi

marketeers article
Default Risk, Faktor Penting Saat Mengevaluasi Potensi Kerugian Investasi. (123rf.com)

Default risk adalah istilah yang digunakan dalam dunia keuangan untuk menggambarkan risiko pihak yang berutang dan tidak akan mampu memenuhi kewajiban pembayaran utangnya. Default risk adalah salah satu faktor penting yang dipertimbangkan oleh investor dan kreditur saat mengevaluasi potensi kerugian dalam suatu investasi atau pemberian pinjaman.

Dilansir dari nasdaq, default risk terkait erat dengan kemampuan peminjam untuk membayar kembali pinjaman atau obligasi sesuai dengan ketentuan yang disepakati. Sebagai contoh, default risk bisa terjadi ketika perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang serius, menyebabkan mereka tidak mampu membayar bunga atau pokok pinjaman.

BACA JUGA: 5 Ide Bisnis Setelah Pensiun agar Tetap Produktif di Masa Tua

Penting untuk dipahami bahwa default risk tidak hanya terbatas pada perusahaan atau peminjam individu. Pemerintah juga bisa menghadapi default risk jika mereka tidak mampu membayar kembali utangnya, yang dikenal sebagai default pada obligasi pemerintah.

Risiko default ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi, stabilitas politik, dan kebijakan moneter. Untuk mengukur default risk, sering kali digunakan indikator seperti peringkat kredit yang diberikan oleh lembaga peringkat kredit terkemuka.

Peringkat kredit memberikan gambaran tentang kemungkinan default suatu peminjam, yang mana peminjam dengan peringkat yang lebih rendah dianggap memiliki risiko default yang lebih tinggi.

Default risk menjadi perhatian serius bagi investor dan kreditur karena dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan. Misalnya, jika seorang investor memiliki obligasi dari sebuah perusahaan yang kemudian gagal membayar kembali utangnya, investor tersebut bisa mengalami kerugian besar.

BACA JUGA: Masuk ke Industri Kendaraan Listrik, Huawei Buat Unit Bisnis Baru

Demikian pula, kreditur yang memberikan pinjaman kepada peminjam yang gagal membayar kembali utangnya juga akan menghadapi risiko kehilangan modal. Untuk mengelola default risk, investor dan kreditur sering kali melakukan diversifikasi portofolio dengan mengalokasikan dana ke berbagai jenis investasi atau pemberian pinjaman yang memiliki tingkat risiko default yang berbeda-beda.

Selain itu, investor juga melakukan analisis fundamental yang cermat terhadap peminjam untuk memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi kemampuan untuk membayar kembali utang.

Dengan pemahaman yang baik tentang default risk, para pelaku pasar dapat membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi dan meminimalkan potensi kerugian.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related