Filosofi Kopi x Artotel, Unik dalam Persaingan Sengit

marketeers article
Artotel

Fenomena collaborative marketing bukan sekadar tren, melainkan sebuah keharusan. Pasalnya, brand harus membagi perannya kepada pelanggan/perusahaan lain dalam proses pengembangan dan penyampaian value ke khalayak luas. Kolaborasi inilah yang menjadi nadi bagi jaringan perhotelan Artotel.

Jika biasanya Artotel berkolaborasi dengan para seniman maupun kurator dalam menciptakan pameran seni di dalam hotel, kini hotel yang didirikan Erastus Radjimin ini menggandeng gerai Filosofi Kopi. Kolaborasi itu menawarkan para tamu sebuah kenikmatan kopi racikan Filosofi Kopi, kedai yang lahir dari film berjudul sama karya sutradara Angga Dwimas Sasongko.

Erastus yang merupakan CEO Artotel mengatakan, kesamaan value antardua perusahaan membuat kolaborasi tersebut dapat berjalan. Artotel merupakan merek hotel besutan anak negeri yang bangga menampilkan karya seni komtemporer dari para seniman Tanah Air. Begitupun dengan Filosofi Kopi yang meskipun menjelma sebagai kedai kopi, namun kerap berkolaborasi dengan para seniman lokal.

“Di sisi lain, kopi menjadi vital di industri hotel saat ini. Apalagi, tamu-tamu Artotel kebanyakan adalah business traveler yang selalu membiasakan memulai hari dengan secangkir kopi,” tuturnya saat peluncuran kolaborasinya itu di Artotel Thamrin, Jakarta, Rabu, (8/2/2017).

Artotel menaruh “kedai mini” Filosofi Kopi di restoran RoCa yang bertempat di lantai dasar hotel tersebut. Sebagai tahap awal, kedai itu berada di properti Artotel Thamrin, menyusul kemudian di Surabaya, Sanur, dan di proyek-proyek pipeline Artotel tahun ini, antara lain di Sanur Beach Club dan Yogyakarta.

Eri, sapaan Erastus, menambahkan, kehadiran Filsofi Kopi akan menarik konsumen untuk datang ke Artotel, khususnya pada jam-jam breakfast maupun sore hari. Sehingga, diharapkan dapat menjadi sales generator dari produk-produk F&B Artotel lainnya.

Apalagi, penggemar novel Filosofi Kopi karya Dee Lestari ini cukup banyak. Sehingga Artotel dapat menjadi alternatif lokasi bagi komunitas Filosofi Kopi untuk berkumpul, di luar gerainya yang berlokasi di Melawai dan Bintaro, Jakarta Selatan.

Angga Dwi Sasongko, sutradara film tersebut mengungkapkan, kolaborasi ini memberikan kesempatan bagi merek Filosofi Kopi untuk semakin inklusif di setiap lapisan masyarakat. “Visi kami ingin menjadikan kopi sebagai budaya, bukan tren. Dan kolaborasi ini semakin memperkuat visi kami itu,” ujar Dimas yang juga CEO Visinema Pictures, film yang memproduksi Filosofi Kopi.

Sementara itu, Rio Dewanto, pemain Filosofi Kopi yang juga merupakan pemilik kedai tersebut menuturkan, Filosofi Kopi memiliki cita-cita untuk memasyaratkan kopi sebagai bentuk dukungan kedaulatan pangan nasional. Sebab, Indonesia diakui sebagai produsen kopi terbesar di dunia setelah Brazil dan Ethiopia.

Terlebih, peran Rio sebagai Jody di film tersebut memperoleh penghargaan sebagai penggiat pangan lokal pada pelaksanaan Konvensi Kopi, Teh, dan Coklat Indonesia 2015 yang diselenggarakan oleh SMESCO, Kementerian Koperasi & UMKM RI.

(Ki-Ka): Chicco Jerikho, CEO Artotel Erastus Radjimin, Angga Dwi Sasongko, dan Rio DEwanto dalam konferensi pers Artotel x Filosofi Kopi di Jakarta.

Sementara itu, Chicco Jerikho yang memerankan sosok Ben dalam film itu menambahkan, antusiasme masyarakat terhadap film Filosofi Kopi membuat pihaknya memutuskan untuk membawa kedai kopi tersebut dalam bentuk real. Ia bilang, awalnya kedai kopi tersebut hanya dibuat sebagai lokasi syuting. “Filosofi Kopi telah memiliki dua gerai, di Melawai dan Bintaro. Tahun ini, buka di Yogyakarta,” tuturnya.

Filosofi Kopi 2

Berselang dua tahun dari kesuksesan film Filosofi Kopi, sekuel kedua bertajuk Filosofi Kopi 2: Ben & Jody akan tayang pada Juli 2017. Proses syuting yang telah berakhir pada awal Ferbruari lalu itu mengambil lokasi di beberapa kota di Indonesia, antara lain Bali, Jakarta, Toraja, dan Yogyakarta.

Nah, kolaborasi Artotel dengan Filosofi Kopi nyatanya berlanjut pada film tersebut. Eri mengaku, pihaknya menjadi venue partner dari film yang menambah tiga pemain baru; Luna Maya, Nadine Alexandra, dan Ernest Prakasa.

“Ada beberapa scene dilakukan di hotel baru kami di Yogyakarta,” katanya sedikit merahasiakan.

Kolaborasi yang dilakukan Artotel dan Filosofi Kopi memang membantu brand dalam menciptakan value lebih di landskap bisnis yang semakin kompetitif. Selain itu, lewat kolaborasi, merek tak mesti memiliki sumber daya tertentu agar dicap mahir, melainkan membuka akses terhadap sumber daya itu.

“Kami tak perlu membuat kedai kopi beneran untuk menyajikan kopi yang enak ke pelanggan. Namun kami berikan ranah itu kepada orang lain yang benar-benar ekspertis. Hal itu hanya terjadi lewat kolaborasi,” tutur Eri yang berkecimpung di dunia hotel sejak duduk di bangku kuliah dulu.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

 

Related