Upaya Bukalapak Tingkatkan Rasio Simpanan Masyarakat

marketeers article

Otoritas Jasa Keuangan menetapkan hari Rabu setiap awal bulan sebagai Hari Rajin Menabung. Di Indonesia sendiri, kegiatan menabung merupakan sebuah hal yang sulit untuk dilakukan. Menurut data dan riset dari OJK, rasio simpanan masyarakat terhadap pendapatan nasional masih sangat rendah.

Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya yang memiliki rasio mencapai 49% di Singapura dan 46% di Filipina, Indonesia hanya memiliki rasio 36%. Tidak hanya menabung saja, jumlah investor menurut data dari OJK pun tercatat hanya terdiri dari 340.000 individu. Minimnya edukasi dan pengetahuan untuk menabung serta berinvestasi menjadi hambatan untuk mengembangkan budaya tersebut di antara masyarakat Indonesia.

Untuk meningkatkan rasio simpanan masyarakat, Bukalapak dan Bareksa beberapa waktu lalu membuka layanan BukaReksa. Fitur BukaReksa merupakan sebuah sarana berinvestasi reksadana secara online. BukaReksa adalah produk investasi yang aman dan diawasi oleh OJK.

Kurang dari satu bulan setelah dirilis, BukaReksa telah mencetak prestasi tercatat sebagai Top 3 return performance per month sebesar 0.61% dan year-to-date sebesar 1.22% untuk produk kategori reksadana pasar uang (Bareksa, 2017). Hal ini tentunya memberikan rasa percaya diri di masyarakat bahwa berinvestasi reksadana di BukaReksa merupakan pilihan berinvestasi yang baik.

“Menjadi solusi berinvestasi reksadana dengan cara mudah dan aman, fitur BukaReksa telah mendapat respons yang positif dari masyarakat. Terhitung hingga hari ini, ada lebih dari 15.000 investor dengan belasan miliar rupiah telah diinvestasikan melalui fitur ini. Hanya dengan Rp 10 ribu , seseorang sudah bisa memulai berinvestasi reksadana di BukaReksa Bukalapak,” ujar Achmad Zaky, Co-founder dan CEO Bukalapak.

Reksa dana merupakan jenis investasi yang sedang didorong pemerintah, karena memiliki risiko relatif rendah. Namun demikian, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah investor reksa dana di Indonesia masih tergolong kecil, hanya sekitar 340.000—jauh ketinggalan dibandingkan negara-negara tetangga.

Menurut data OJK, per Desember 2016 total kelolaan (asset under management, AUM) industri reksa dana di Indonesia sebesar Rp 338,6 triliun. Dibandingkan dengan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2015 yang sebesar Rp 11.540,8 triliun, nilai tersebut hanya 2,93 persennya saja. Jumlah investor reksa dana di Indonesia pun masih relatif sedikit. Per 26 Agustus 2016 jumlah investor reksa dana baru tercatat 340.869, atau hanya sekitar 0,13% dari total populasi Indonesia.

“Bukalapak mengapresiasi dukungan masyarakat Indonesia terhadap fitur BukaReksa. Kami berharap dengan adanya fitur ini dapat terus mendorong minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi reksadana dengan cara yang mudah, aman, dan lebih menjanjikan,” tutup Achmad Zaky.

Editor: Sigit Kurniawan

Related