Berubahnya perilaku konsumen yang disebabkan oleh perubahan teknologi mendorong para pemasar untuk berubah. Perubahan yang terjadi saat ini membongkar kebiasaan para pemasar dalam membangun merek mereka. Hal ini berlaku untuk siapa pun. Brand sebesar Procter & Gamble (P&G) sekalipun mengakui bahwa mereka harus berubah dalam menghadapi konsumen di era internet ini.
“Kami sudah hampir 30 tahun di Indonesia. Saat ini, kami telah beroperasi lebih dari 70 negara dengan lebih dari 180 merek yang kami kelola. Melihat berbagai perubahan di era internet ini, banyak hal yang kami perlu sesuaikan,” jelas President Director Procter & Gamble (P&G) Indonesia Madhusudan Gopalan dalam presentasinya pada acara The 2nd WOW Brand Festive Day 2017 di Jakarta, Kamis (9/3/2017)
Menurutnya, para pemasar harus mampu melihat ke masa depan dan tren apa yang akan terjadi selanjutnya. Mengutip dari pemikiran Peter Drucker, Gopalan percaya bahwa cara paling ampuh untuk memprediksi apa yang terjadi di masa depan adalah dengan membuat masa depan tersebut.
Dari sini, Gopalan menemukan tiga tantangan yang kerap dihadapi pemasar di era digital sekarang ini. Gopalan pun merangkumnya dalam 3C, yaitu Content, Cost, dan Compliance.
“Beberapa tahun lalu, kita membuat konten digital lebih mudah karena hanya menggunakan single media communication. Berbeda dengan sekarang yang begitu banyak kanal. Content creator pun semakin ditantang untuk bisa engage dengan konsumen,” jelas Gopalan.
Gopalan pun menekankan viewability dari sebuah konten dalam membuat kampanye pemasaran. Tujuannya adalah untuk menjangkau target konsumen secara masif dan efektif. Tentu faktor ini memengaruhi dari cost atau beban yang akan dikorbankan oleh pemasar. Beban ini pun terkait dengan durabilitas dari kampanye tersebut dan menjadi tantangan bagi pemasar.