Cara Prodia Rengkuh Pasar Perempuan

marketeers article
21291154 caring nurse talking to senior woman outdoors

PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia) melakukan terobosan dengan memperkenalkan layanan kesehatan khusus perempuan, Prodia Women’s Health Center (PWHC). Pendirian pusat layanan kesehatan khusus perempuan ini merupakan bagian dari upaya Prodia untuk mengoptimalkan pasar layanan kesehatan yang terus meningkat di Indonesia.

“Melalui PWHC, Prodia berharap perempuan Indonesia akan mendapatkan layanan kesehatan terbaik dengan tingkat kenyamanan tinggi sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup mereka. Kami ingin memberikan pengalaman baru dalam hal diagnosis kesehatan kepada para perempuan,” kata Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty saat peresmian PWHC di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dewi menambahkan, PWHC didirikan karena perempuan pantas mendapatkan perlakuan khusus. Apalagi populasi perempuan di Indonesia hampir separuh dari total penduduk yang mencapai sekitar 254,9 juta jiwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015.

“Perempuan kelas menengah di Indonesia terus bertumbuh dan mayoritas berperan dalam pengambilan keputusan di keluarga. Inilah yang membuat Prodia ingin memberikan layanan terbaik kami kepada perempuan di Indonesia,” tambahnya.

PWHC menawarkan berbagai pilihan kepada perempuan untuk melakukan pencegahan penyakit. Beberapa di antaranya edukasi, vaksinasi, atau imunisasi, medical check-up, tes laboratorium lengkap, pap smear, USG ObGyn, hingga konsultasi dokter. Dalam waktu dekat, PWHC juga akan menyediakan layanan Hysteroscopy dan Mammography.

Mengacu pada Well-Woman Annual Health Assesment Recommendation (ACOG,2011), pasien terbagi ke dalam kelompok usia, yaitu usia 13-18 tahun, usia 19-39 tahun, usia 40-64 tahun, dan usia 65 tahun ke atas. Kebutuhan di setiap kelompok usia berbeda dan PWHC dapat melayani sesuai dengan kelompok usia tersebut.

Rencana Ekspansi Prodia

Dewi menambahkan, Prodia akan terus mengoptimalkan pelayanan tidak hanya di bidang laboratorium klinik, tetapi juga memperluas jejaringnya ke klinik khusus.

Hingga akhir Desember 2016, Prodia memiliki 259 outlet, terdiri dari 129 laboratorium klinik, 1 Prodia Health Care stand alone, 2 klinik khusus, 9 laboratorium rumah sakit, dan 118 Point of Care (POC) Service di klinik dokter yang tersebar di 31 Provinsi dan 106 kota di Indonesia.

Menurut Dewi, sejalan dengan pertumbuhan kelas menengah dan tingginya arus urbanisasi, kebutuhan kesehatan di perkotaan akan terus meningkat. Frost & Sullivan, sebuah lembaga riset pasar independen, memproyeksikan belanja kesehatan di Indonesia akan mencapai US$ 50,4 miliar pada 2020. Potensi itulah yang akan dioptimalkan Prodia.

“Kami optimistis dengan standar layanan komprhensif yang didukung oleh perlengkapan diagnosis teknologi terbaru Prodia akan mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan di masa mendatang,” tutup Dewi.

Editor: Sigit Kurniawan

Related