CIMB Niaga Syariah Bukukan Aset Rp 12,78 triliun Sepanjang 2016

marketeers article
Development and growth concept. Businessman plan growth and increase of positive indicators in his business.

Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) mencatat pertumbuhan aset sebesar 40,34% dari Rp 9,11 triliun pada akhir tahun 2015  menjadi Rp 12,78 triliun pada akhir tahun 2016. Kenaikan tersebut turut meningkatkan pangsa aset CIMB Niaga Syariah terhadap total bank umum konvensional yang memiliki unit usaha syariah (UUS), yaitu mencapai 5,45% per 31 Desember 2016 dibandingkan posisi yang sama tahun 2015 sebesar 3,90%.

“Pertumbuhan aset didorong dari pembiayaan dan dana pihak ketiga yang sepanjang tahun 2016 menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pencapaian ini didukung dengan berbagai produk dan layanan perbankan syariah yang semakin komprehensif untuk memenuhi kebutuhan nasabah,” kata Direktur Syariah Banking  CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara dalam acara Diskusi Bersama CIMB Niaga Syariah di Jakarta, Senin (13/3/2017).

Lebih lanjut Pandji menjelaskan, pertumbuhan pembiayaan CIMB Niaga Syariah tercatat sebesar 40,2% menjadi Rp 10,21 triliun per 31 Desember 2016 dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp 7,28 triliun. Pertumbuhan pembiayaan ini terjadi pada seluruh segmen bisnis.

Sejalan dengan pembiayaan, DPK CIMB Niaga Syariah juga bertumbuh sebesar 40,2% menjadi Rp 10,63 triliun per 31 Desember 2016 dari periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp 7,58 triliun. Produk Tabungan Haji, yang terdiri dari Tabungan Rencana Haji dan Tabungan Pahala Haji, serta Tabungan iB Mapan Wakaf turut menjadi pendorong pencapaian pendanaan di CIMB Niaga Syariah.

“Sejak tahun 2014, kami dipercaya Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama sebagai salah satu Bank Penerima Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPS BPIH) untuk Haji Reguler dan Haji Khusus. Amanah ini turut mendorong peningkatan DPK kami melalui produk tabungan haji tersebut,” tambah Pandji.

Dari sisi rasio keuangan, CIMB Niaga Syariah pun mencatatkan hasil yang positif dengan penurunan rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) menjadi 1,12% per 31 Desember 2016 dari 1,86% pada posisi yang sama tahun sebelumnya.

“Dengan berbagai pencapaian ini, kami berhasil mencatatkan laba bersih sebanyak Rp 305,43 miliar sepanjang tahun 2016. Angka ini naik 165,51% dari Rp 115,03 miliar pada tahun 2015,” tandas Pandji.

Editor: Sigit Kurniawan

Related