Service Level Terjaga, BCA Dapat Berkah dari Tax Amnesty

marketeers article

Meski dibayangi kondisi perekonomian yang melambat, PT Bank Central Asia Tbk berhasil mencatatkan kinerja yang gemilang sepanjang tahun 2016 lalu. Bank swasta terbesar di Indonesia ini berhasil mengantongi pertumbuhan laba bersih sebesar 14,4% menjadi Rp 20,6 triliun pada tahun lalu. Sedangkan pendapatan bunga BCA naik 12% menjadi Rp 40,2 triliun. Adapun pendapatan operasional tumbuh 12,3% menjadi Rp 53,8 triliun.

Sepanjang 2016 lalu, kredit BCA berhasil naik 7,3% menjadi 416 triliun yang ditopang kredit korporasi dan konsumer. Perinciannya kredit korporasi naik 9,6%  menjadi Rp 154,9 triliun dan kredit konsumer naik 9% menjadi Rp 109,6 triliun.

Ya, kredit konsumer ‘memang menjadi andalan BCA pada tahun 2016 lalu. Hasilnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) berhasil naik 7,6%, Kredit Kendaraan Bermotor naik 10,1%, dan outstanding kartu kredit naik 13,7%. Meski kredit berhasil tumbuh, BCA mampu menjaga rasio kredit bermasalah (NPL Bruto) di angka 1,3%, jauh di bawah rata-rata perbankan yang berada di angka 2,9%.

Produk Yang Menarik

Pertumbuhan kredit itu juga diiring dengan kenaikan Dana Pihak Ketiga sebesar 11,9% menjadi Rp 530,1 triliun. “Program tax amnesty berkontribusi pada kenaikan dana CASA (current account, saving account). Tambahan dana yang masuk akibat Tax Amnesty mencapai Rp 58 triliun. Namun, yang mengendap sekitar Rp 11 triliun,”  kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk.

Jahja mengatakan kenaikan DPK itu tidak diakibatkan promosi yang berlebihan, seperti hadiah atau undian. “Namun, karena kami bisa menjaga service level. Layanan kami menaik bagi nasabah retail dan korporasi. Sedangkan untuk KPR, kami meluncurkan produk dengan bunga yang menarik,” katanya.

Di tengah membaiknya perekonomian, Jahja pun mengatakan sektor properti akan menjadi sektor yang menarik bagi BCA. Selain itu, BCA juga akan mulai melirik pembiayaan di sektor infrastruktur.

Nah, pada tahun 2017 ini, BCA pun tetap mengincar bank di Indonesia untuk diakuisisi. “Akuisisi ini memang tertunda beberapa tahun karena kami memang cerewet. Sebab, layaknya orang mencari jodoh, kami harus melihat bibit, bebet, dan bobot,” kata Jahja tanpa merinci bank mana yang diincar BCA.

Related