Sembilan Buku Kepemimpinan yang Layak Anda Baca (Bagian 1)

marketeers article
Double exposure concept with businessman wearing modern suit

Membaca buku memang kebutuhan bagi setiap marketeer, apalagi dia yang memimpin sebuah perusahaan. Kebutuhan ilmu seorang marketeer pun luas. Tidak hanya butuh ilmu pemasaran, ilmu kepemimpinan pun harus diketahui. Meski tidak menguasai 100%, paling tidak dasar dari ilmu tersebut bisa dipelajari.

Berikut rekomendasi sembilan buku seputar kepemimpinan yang dirangkum oleh Pimtar Rangkuman, sebuah aplikasi rangkuman buku-buku.

1. Your First Leadership Job: Your Catalyst Leaders Bring Out the Best in Others oleh Tacy M. Byham & Richard S. Wellins

Buku ini memaparkan beberapa cara sukses menjalankan tugas kepemimpinan pertama Anda dalam karir dan pekerjaan. Ya, menjadi seorang pemimpin merupakan suatu hal yang menantang sekaligus menakutkan bagi seseorang.

Dalam rangkuman buku ini, Anda akan apa saja yang harus dimiliki dan dilakukan setiap orang agar menjadi pemimpin yang sukses untuk pertama kalinya.

2. Getting to Yes oleh Bruce Patton, William Ury, dan Roger Fisher

Menjadi makhluk sosial, tentu Anda pernah mengalami konflik. Dan, tidak jarang negosiasi menjadi jalan tengah dalam menyelesaikan konflik tersebut.

Umumnya, orang akan memilih dua gaya bernegosiasi, dengan cara lunak atau keras. Gaya lunak adalah ketika Anda memprioritaskan terjaganya hubungan baik. Dan metode ini kerap digunakan saat bernegosiasi dengan keluarga atau sanak saudara.

Di lain sisi, gaya keras sangat mementingkan hasil. Ketika ada dua pihak yang menggunakan gaya lunak dan keras, biasanya gaya keras akan memenangkan negosiasi. Buku ini pun akan membahas empat strategi bernegosiasi dengan prinsip.

3. The Leadership Secret of Genghis Khan

Genghis Khan merupakan salah satu pemimpin besar dalam sejarah. Keahliannya dalam memimpin memang pantas dan perlu untuk dikaji. Bagi rakyatnya, dia adalah pahlawan sekaligus orang suci meski bagi bangsa lain ia dikenal sebagai sosok yang kejam karena tak pernah menunjukkan rasa sesal akan tindakan pembantaian yang dilakukan.

Meski berkuasa, Genghis Khan tidak pernah memanfaatkan kesempatan untuk kepentingan pribadi. Ia pun dinilai memiliki banyak nilai lebih seperti rasa ingin tahu yang kuat, murah hati, serta persuasif. Visinya untuk menaklukan dunia juga diikuti cucunya, Kubilai Khan, meski ternyata visi tersebutlah yang membawa dinastinya menuju kehancuran.

 

Bersambung

Related