Achmad Baiquni: Bawa Bank BNI Jeli Melihat Peluang

marketeers article

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berhasil menorehkan kinerja di atas rata-rata industri perbankan. Ketika rata-rata industri hanya menyalurkan kredit di angka 8%an, Bank BNI berhasil mengucurkan kredit hingga 13%an.

Meski terbilang agresif dalam menyalurkan kredit, Bank BNI tetap mampu menjaga rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) di angka 2,75%. Alhasil, Bank BNI mampu menorehkan laba sebesar Rp 10,16 triliun hingga September 2017, atau tumbuh 31,6% dibandingkan laba yang diraih pada periode yang sama tahun sebelumnya.

“Penyaluran kredit tidak hanya bertumbuh, melainkan juga disertai peningkatan kualitas dengan rasio NPL yang dijaga maksimal 2,75%. Laba juga ditopang oleh pendapatan non-bunga yang juga merupakan bisnis utama bank,” kata Achmad Baiquni, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Sekadar catatan, pendapatan non-bunga Bank BNI naik 15,1%, dari Rp 6,24 triliun pada September 2016 menjadi Rp 7,18 triliun pada September 2017. Peningkatan itu dikontribusi dari trade finance, bancassurance, bank guarantee, loan syndication, dan bisnis kartu.

Ada berbagai strategi yang dilakukan Bank BNI untuk meraih kinerja gemilang itu. Pada sisi kredit misalnya, Bank BNI mendorong pertumbuhan kredit dengan menggali potensi pasar pembiayaan BUMN yang fokus pada proyek infrastruktur dan sektor industri yang memiliki risiko rendah dan terkontrol. Mereka pun juga mengoptimalkan jaringan dan outlet untuk mampu menggarap potensi pasar yang ada, serta menggali potensi supply chain debitur korporasi untuk menangkap potensi debitur baru. Jeli dalam melihat peluang itulah yang menjadi kunci keberhasilan Bank BNI pada tahun ini.

Seksinya Infrastruktur

Ya, berdasarkan data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 Pemerintah, perkiraan kebutuhan pembiayaan infrastruktur sampai dengan tahun 2019 mencapai Rp 4.800 triliun. Dari kebutuhan pembiayaan itu, Bappenas memproyeksikan kurang lebih Rp 1.000 triliun diantaranya akan dikontribusikan oleh BUMN. “Bank BNI sebagai salah satu bank BUMN yang memiliki kapabilitas dalam pembiayaan infrastruktur berkomitmen mendukung program-program percepatan infrastruktur tersebut dengan tetap memperhatikan Credit Risk Management,” kata Baiquni. Hingga kuartal ketiga 2017, Bank BNI telah menyalurkan kredit infrastruktur di segmen korporasi sebesar Rp 92,4 Triliun.

Sedangkan masuknya aliran dana dari tax amnesty ke perbankan dan lembaga keuangan lain pada awal tahun 2017 memberikan peluang bagi perbankan untuk meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK). Di sini, Bank BNI dan anak usaha menawarkan kepada pemilik dana untuk mengelola dananya di BNI Group, mulai dari produk simpanan, tresuri, DPLK, investasi saham, reksa dana, pengelolaan dana berbasis syariah dan asuransi. Alhasil hingga kuartal ketiga 2017, DPK Bank BNI melalui realisasi giro mencapai Rp 128,7 triliun atau tumbuh 31,6% (yoy). Sedangkan realisasi Tabungan BNI per 30 September 2017 mencapai Rp 161,3 triliun atau tumbuh 13,4% (yoy).

Munculnya kawasan-kawasan industri baru di daerah diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah. BNI saat ini memiliki 17 Kantor wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia sehingga diharapkan dapat menangkap peluang di wilayah tersebut.

Selain itu, Bank BNI juga mengembangkan digital banking untuk meningkatkan customer experience, transaksi, dan penjualan. Mulai 2017 ini, Bank BNI mencanangkan Program BNI Digination yang akan menjadi sebuah gerakan di seluruh wilayah operasional BNI untuk membantu percepatan literasi keuangan bagi masyarakat Indonesia, serta menambah semangat inovasi bagi startup di bidang keuangan. Salah satu program Digination yang telah dilaksanakan, yaitu BNI Hackfest di Wilayah Makassar, Malang, Yogyakarta, Bandung dan Medan. Selain itu, untuk menumbuhkan bisnis digital, Bank BNI telah menyiapkan produk-produk digital antara lain UnikQu, BNI Kredit Digital (Digital Loan), dan lainnya.

Dengan Visi “Menjadi Lembaga Keuangan yang Unggul dalam Layanan dan Kinerja”, Bank BNI menjadikan layanan untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin kompleks, memberikan value kepada seluruh pemangku kepentingan, dan menjadi lembaga keuangan yang terintegrasi. Makanya, Bank BNI bakal mengakuisisi perusahaan asset management. Tujuannya untuk menjaga kualitas kredit, meningkatkan rating bank dengan komposisi portfolio yang lebih baik, dan meningkatkan image bank. “Rencana akuisisi perusahaan asset management ini sejalan dengan pembentukan Holding Perbankan dan Jasa Keuangan,” kata Baiquni.

Perekonomian Indonesia yang diprediksi tumbuh 5,3-5,5% pun bakal menjadi modal yang baik bagi Bank BNI untuk mengarungi tahun 2018. Harapannya, kredit dan DPK pun dapat tumbuh lebih baik lagi. “Proyeksi pertumbuhan kredit tahun 2018 sebesar 13-15% sedangkan DPK sebesar 15-17%,” kata  Baiquni, yang terpilih sebagai The Best Industry Marketing Champion dari Commercial Banking Sector.

 

Artikel selengkapnya bisa Anda dapatkan
di Majalah Marketeers, edisi Des 2017-Jan 2018,
Marketeer of The year 2017

    Related