Adidas Segera Produksi 11 Juta Pasang Sepatu Daur Ulang Sampah Plastik

marketeers article

Pada tahun 2018, Adidas membuat gerakan global Run for the Oceans. Kampanye ini berhasil menyatukan hampir satu juta orang pelari dari seluruh dunia dan mengumpulkan US$1 juta untuk partner jangka panjang Adidas, Parley for the Oceans.

Hingga saat ini, dana yang terkumpul telah membantu dan memberdayakan 100.000 dari generasi muda beserta keluarga mereka yang hidup di area pesisir pantai, terutama di area yang terkena dampak polusi sampah plastik. Selain itu, bersama Parley, Adidas berhasil menciptakan lima juta pasang sepatu yang diciptakan dari sampah plastik di lautan yang didaur ulang pada tahun 2018.

Pada tahun 2019, Adidas mempercepat langkah ini dengan memperkenalkan seri koleksi Parley 2019. Adidas berhasil memproduksi 11 juta pasang sepatu dengan menggunakan sampah plastik lautan yang didaur ulang. Kampanye tahun ini juga akan mempersatukan lebih banyak pelari di lebih banyak lokasi dari tahun sebelumnya, untuk mempersiapkan diri mengikuti Run for the Oceans guna mencapai target pengumpulan dana sebesar $1.5 juta.

“Krisis sampah plastik di lautan yang kita hadapi telah menjadi isu yang benar-benar mendesak. Setiap hari, kita semakin memengaruhinya dengan plastik yang kita pakai dan buang,” kata Alberto Uncini Manganelli, General Manager Running Adidas.

Menurutnya, setiap menit, plastik yang jumlahnya ekuivalen dengan satu truk sampah dibuang ke lautan dan sampai tahun 2050 nanti. Hal ini bisa mengindikasikan adanya lebih banyak plastik dibandingkan ikan di lautan dunia.

“Kita tahu statistiknya dan kita sadar akan isu ini. Sekarang, kita perlu mengambil tindakan. Adidas x Parley telah membantu menyebarkan kesadaran terkait krisis yang melanda lautan kita, serta berkontribusi dalam menemukan solusinya.”

Baginya, upaya Adidas dalam hal mengurangi limbah plastik di laut tidak akan berhenti sampai di sini. Sebagai sebuah bisnis, Adidas berkomitmen untuk menggunakan hanya 100% serat poliester daur ulang pada tahun 2024 nanti.

“Kami menantang bisnis kami sendiri dan bisnis di sekitar kami untuk memikirkan keputusan yang mereka ambil, dan bagaimana keputusan tersebut memberikan dampak terhadap masa depan, bukan hanya industri kami saja tapi juga planet bumi,” tutupnya.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related