Seni kreasi batik semakin berkembang di Indonesia. Kerajinan yang sempat hampir ditinggalkan kini berevolusi menjadi tren masyarakat Indonesia. Bahkan, tren ini juga berkembang di kalangan anak muda. Fenomena ini lantas membuat para pengusaha batik maupun yang semulanya bukan pengusaha kreasi batik mulai membuat kreasi batiknya. Sama halnya dengan Rosy Utari Rahayu yang telah bergelut bisnis batik lebih dari delapan tahun. Sempat mengalami pasang surut, barulah pada tahun 2012 Rahayu mulai mengukuhkan bisnis Batik Serutnya dengan label Rahayu Art.
“Bisnis ini kian menjanjikan dalam hal permintaan pasarnya. Mulai dari segmen remaja hingga dewasa mampu menyerap kreasi batik serut ini. Selain itu, bisnis ini dapat menarik minat para remaja untuk ikut serta mengembangkan seni desain kreatif yang bisa dilakukan di rumah,” jelas Rahayu.
Dalam usaha yang dikembangkannya ini, diakui Rahayu mudah untuk dijalani dan ditiru. Yang membedakan dan membuat produknya unik, setiap orang dapat memesan corak khusus berdasarkan keinginan atau karakter dari mereka sehingga memberikan nuansa hasil karya yang berbeda. Personalisasi ini menjadi penting karena menjadi kekuatan bisnis batik yang makin kompetitif. Personalisasi ini menjadi daya pikat tersendiri ketika pasar sudah mulai jenuh dan tampak mulai seragam.
“Produksi yang telah dihasilkan selama ini berupa bahan sandang dan beberapa pakaian jadi. Kami masih mengembangkan berbagai macam produk jadi yang dibuat dengan metode kain serut. Perbulan kami menghasilkan rata – rata 100 lembar kain serut yang siap jual. Dari sisi produksi, kami dapat melayani pesanan secara khusus atau produk yang dibuat secara masal untuk konsumsi pasar lokal,” jelas perempuan yang pernah menyatakan dirinya tidak suka menjahit ini.
* Artikel ini dimuat dalam rangka UKM Indonesia WOW! 500. UKM ini nantinya akan dikurasi di Galeri Indonesia WOW! yang merupakan program kolaborasi antara Kementerian Koperasi & UKM, para pelaku bisnis nasional, sekelompok seniman/artis, dan Marketeers.