Agnez Mo Dorong Ekuitas Merek DFSK di Segmen Midle-Low

marketeers article

Pabrikan mobil asal China DFSK terus memperkuat posisi brand mereka di pasar Indonesia. Berbagai upaya pun mereka lakukan. Termasuk menggandeng musisi kenamaan Tanah Air Agnez Mo sebagai brand ambassador DFSK. Perannya pun dinilai sangat strategis bagi pertumbuhan brand mereka. Seperti apa dan mengapa Agnez yang dipilih?

Nama Agnez Mo semakin mendunia. Banyak sekali brand di Indonesia yang tertarik dengan jasanya untuk melakukan endorsement atau menjadikannya brand ambassador. Mulai dari brand consumer goods, personal care hingga otomotif seperti DFSK. Di DFSK sendiri, tahun ini merupakan tahun kedua kerjasama keduanya. Dan, DFSK telah berencana menjalin kerja sama jangka panjang dengan pelantun lagu Overdose bersama Chris Brown ini.

“Kami menilai karakter Agnez Mo sejalan dengan karakter brand dan produk DFSK yang berjiwa muda, stylish, aktif, dan dinamis,” ujar Permata Islam, Marketing General Manager PT Sokonindo Automobile saat menggelar konferensi pers di Telkomsel IIMS 2019 beberapa waktu lalu.

Agnez Mo yang kerap muncul di dua produk DFSK, Glory 580 dan yang terbaru Glory 560 dinilai memiliki warna yang sama. Khusus pada compact SUV Glory 560, cerita perjuangan Agnez Mo saat meraih kesuksesan dan mimpinya dinilai sama dengan semangat Glory 560 hari ini.

“Glory 560 memiliki paket yang lengkap. Mulai dari desainnya yang sporty dan dinamis, kabin yang lega, sampai fitur yang lengkap di dalam kabin,” ujar Agnez Mo.

Lebih dari itu, CO-CEO PT Sokonindo Automobile Alexander Barus mengatakan bahwa peran Agnez Mo sangat membantu dalam proses branding yang dilakukan DFSK. “Kami merasa bangga dengan Agnez Mo untuk membawa brand kami ke another level,” ujarnya.

Menurutnya, sosoknya mampu menarik konsumen DFSK yang dimulai dari masyarakat menengah-bawah hingga kelas atas. DFSK pun memosisikan diri sebagai produk mobil yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memiliki mobil dengan fitur yang bersaing.

“Fans saya sendiri pun bukan hanya mereka yang berada di kelas ekonomi midle-high tapi banyak juga masyarakat yang berada di level menengah bawah” tutup Agnez.

Editor: Sigit Kurniawan

Related