Akankah Periklanan Asia Pasifik Dikuasai Online?

marketeers article

Pendapatan iklan di seluruh Asia Pasifik meningkat 6,1% pada tahun 2017 mencapai US$ 173 miliar. Sementara tahun ini, diprediksi tumbuh 6,2% sehingga nilainya menjadi US$ 184 miliar. Itulah laporan terbaru Media Partners Asia (MPA) mengenai Tren Iklan Asia Pasifik 2018 di 14 pasar utama wilayah tersebut.

MPA mengatakan, prospek periklanan di kawasan Asia Pasifik tetap positif di mana keuntungan iklan dirasakan di hampir semua pasar pada tahun 2018 higga 2022. MPA mengharapkan pengeluaran iklan bersih di APAC mencapai total US$ 226 miliar pada tahun 2022, dengan perhitungan bahwa CAGR tumbuh 5,5% dari tahun lalu.

“Momentum pasar Asia Pasifik secara keseluruhan tetap stabil selama 2018 dan 2019. Namun, kami melihat sedikit perlambatan mulai tahun 2020, sebab iklan online yang menjadi mesin utama pertumbuhan di seluruh wilayah, mengalami perlambatan di beberapa pasar iklan besar,” kata Vivek Couto, Direktur Eksekutif Media Partners Asia.

Ia melanjutkan, sebagian besar pertumbuhan digital akan didorong oleh China, yang mengempit porsi lebih dari 60% iklan online di Asia Pasifik selama periode 2017-2022. “Di sisi lain, iklan televisi tradisional sekarang berada di ambang penurunan di sebagian besar negara, setelah mencapai puncaknya pada US$ 54 miliar di seluruh wilayah pada tahun 2017,” kata dia.

Ia menggarisbawahi, pasar India, Indonesia, Filipina dan Thailand adalah pengecualian untuk pertumbuhan iklan televisi. Secara keseluruhan, iklan televise secara CAGR turun 0,1% hingga 2022. Di sisi lain, iklan cetak juga mengalami tren penurunan serupa. Meskipun iklan koran dan majalah masih terus tumbuh di level satu digit di India.

Sementara itu, out-of-home (OOH) atau iklan luar ruang tetap tumbuh di sebagian besar pasar. Ini terjadi berkat efek urbanisasi yang sedang berlangsung serta peningkatan OOH versi digital.

Tren internet

Pola pertumbuhan iklan di Asia Pasifik semakin ditentukan oleh media online, yang akan menyerap sebagian besar uang di masa mendatang. MPA memperkirakan bahwa iklan internet di APAC tumbuh sebesar 18,1% pada tahun 2017 alias menembus US $ 76 miliar. Pada tahun ini, proyeksi pertumbuhannya mencapai 14,4% sehingga menjadi US$ 87 miliar.

Kendati demikian, keseluruhan CAGR untuk belanja iklan internet antara 2017-2022 melambat menjadi 11,1% (10,8% di China). Meskipun laju pertumbuhan tertinggi terjadi di India, Filipina, dan Vietnam yang masih di atas 20%. Pengeluaran iklan online sudah menyumbang lebih dari separuh pasar di Australia (51%) dan China (56%) pada tahun 2017.

Taiwan diperkirakan akan seperti China pada 2019, sementara Selandia Baru harus menunggu sekitar tahun 2020 untuk bisa menyamai Australia saat ini.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related