Alamanda Shantika Bicara Gap Teknologi Antara Generasinya dan Generasi Saat Ini

marketeers article

Nama Alamanda Shantika sudah begitu tenar dalam dunia teknologi di Indonesia. Pengalamannya dalam membangun Go-Jek dan mendirikan Binar Academy membuatnya memahami asam garam dunia teknologi. Sebagai seorang developer ternama, ia meyakini bahwa saat ini teknologi memiliki peranan yang besar dalam pengembangan dunia pendidikan di Indonesia.

“Teknologi dan pendidikan adalah dua hal penting dalam mencetak generasi muda Indonesia yang lebih baik. Terlebih lagi, teknologi dapat menjadi jembatan untuk membuat proses belajar mengajar yang lebih menarik,” ujar Alamanda di Jakarta, Selasa (20/3/2018).

Sejak umur 14 tahun, Alamanda muda sudah tertarik dengan dunia teknologi, khususnya komputer. Kala itu ia mengalami kesulitan mempelajarinya karena keterbatasan pengetahuan di lingkungan sekitarnya. Ia mengingat betul kala ia pertama kali belajar seluk beluk dunia komputer. Mulai dari koneksi internet yang masih terbatas dan tidak ada guru yang bisa mengajarinya. Kondisi ini yang membuatnya harus mempelajari dunia komputer secara perlahan-lahan, seorang diri.

“Ada technology gap di antara generasi saya dan di atas saya yang tidak memungkinkan saya belajar dengan cepat,” tambahnya.

Alamanda akhirnya belajar dengan cara otodidak yang memerlukan usaha yang lebih keras dan waktu yang lebih lama. Jika dibandingkan dengan fasilitas yang bisa dinikmati generasi muda saat ini. Alamanda memahami bahwa tantangan generasi sekarang juga sudah lebih luas lagi dari sekadar mempelajari teknologi.

“Untuk bisa menjadi creator yang sukses, maka kunci sukses yang harus dimiliki generasi muda saat ini sebenarnya adalah critical thinking,” jelas Alamanda.

Menurut dia, berpikir kritis akan lebih baik jika dilatih dan diterapkan dalam proses belajar di sekolah. Misalnya, melalui tugas sekolah dengan para pengajar sebagai driver utamanya.

“Saat murid mengumpulkan atau mempresentasikan tugas, biasakan memancing murid bertanya “mengapa”, bukan sekadar bertanya “apa” ke murid. Bimbinglah murid untuk memiliki mimpi, atau tujuan penting dalam hidup. Ajaklah murid melihat di sekitarnya, untuk mencari permasalahan dan kemudian berusaha mencari pemecahannya,” ujarnya.

Untuk para murid, Alamanda menyarankan agar memulai dari masalah yang ada di sekitar, khususnya dalam menentukan topik tugas yang akan dipresentasikan. Berbeda dengan tempo dulu ketika masih harus mencari buku. Dengan bantuan teknologi, otomatis murid sekarang bisa mempersingkat waktu dan tenaga untuk melakukan riset. Dengan demikian, mengerjakan tugas lebih menyenangkan dan murid dapat memfokuskan energinya dalam mencari solusi.

Editor: Sigit Kurniawan

Related