Alasan Konsumen Tak Hiraukan Label Halal pada Produk Kecantikan

marketeers article

Seiring dengan perubahan demografi penduduk yang terus meningkat, Pew Research Center memproyeksi Islam pada 2075 akan menjadi agama terbesar di dunia. Tentunya, Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-empat di dunia sebagaimana dikutip The Spectator Index memegang pengaruh dalam hal ini.

Pasalnya, mayoritas penduduk Indonesia tercatat sebagai muslim. Namun, tahukah Anda ternyata tingkat permintaan akan produk halal di pasar kecantikan Indonesia masih tergolong rendah. Kira-kira apa alasan yang mendasari hal ini?

Sebuah survei yang dilakukan klinik kecantikan ZAP bersama MarkPlus, Inc. terhadap 17.889 perempuan Indonesia sepanjang Mei-Juni 2018 menunjukkan hanya 27.0% perempuan Indonesia (36-55 tahun) yang berharap agar pelaku industri kecantikan menyertakan label halal pada produk mereka. Persentase ini terhitung rendah jika melihat jumlah penduduk muslim Indonesia yang berdasarkan data Kementerian Agama mencapai 70% dari total 250 juta penduduk pada 2016.

Namun, ada alasan jelas yang melatarbelakangi hal ini. Head of Hi-Tech Property and Consumer MarkPlus Inc, Yosanova Savitry mengatakan fenomena ini terjadi lantaran mayoritas perempuan Indonesia masih berkiblat ke negara Asia Timur soal kecantikan.

Photo Credits: Innisfree

“Di bidang kecantikan, perempuan Indonesia masih berkiblat ke arah Korea Selatan dan Jepang. Mereka bukan berkiblat ke negara-negara Asia Barat. Akibatnya, tingkat awareness perempuan Indonesia akan produk kosmetik halal pun masih rendah,” jelas Yosanova di Jakarta, Senin (20/08/2018).

Hal ini terlihat dari keberhasilan produk kecantikan asal Jepang dan Korea Selatan yang tumbuh cantik di pasar Indonesia. Produk SK II asal Jepang menjadi produk skincare terlaris di Indonesia (8.9%), termasuk produk asal Korea Selatan seperti Laneige (7.7%) dan Innisfree (4.6%). Produk-produk ini bahkan menggeser Wardah (4.1%) sebagai produk asal Indonesia yang sejak awal meng-highlight label halal mereka.

Di sisi lain, halal lifestyle yang kian berkembang menjadi global pop culture juga harus diperhatikan para pemain di sektor ini. Meskipun persentase tuntutan produk halal ini belum begitu besar, anxiety and desire dari konsumen muslim Indonesia harus bisa ditangkap para pemain kosmetika. Setidaknya, hal ini akan memperbesar peluang para pemain tersebut untuk meraup keuntungan yang lebih besar di pasar Indonesia.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related