Alasan Pasar Kosmetik dan Obat Tradisional Kian Potensial

marketeers article
Young woman in the perfumery

Industri kosmetik dan obat tradisional menaruh kontribusi besar terhadap nilai ekspor nasional dan berperan penting dalam subtitusi impor. Menilik catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), penjualan produk kosmetik nasional tumbuh positif dari US$ 516,88 juta pada tahun 2017 menjadi US$ 556,36 juta pada tahun 2018. Sementara, permintaan obat tradisional kian besar seiring berjalannnya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Pasar kosmetik dan obat tradisional di Indonesia menjadi salah satu ceruk menarik yang bisa digarap bagi para produsen seiring meningkatnya jumlah populasi penduduk.

“Industri wellness ini merupakan sektor yang tumbuh dan berkembang seiring lifestyle masyarakat. Produk kosmetik, herbal, obat tradisional, dan farmasi ini pasarnya masih sangat luas,” ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (03/07/2019).

Untuk industri obat-obatan, salah satu pendorong terbukanya peluang besar ini datang dari program JKN. Dengan jumlah peserta melebihi 200 juta jiwa, kebutuhan akan obat-obatan pun terhitung besar. Belum lagi, obat pencegahan yang dapat membuka pasar untuk obat tradisional.

Tak hanya itu, perkembangan zaman membuat konsumen kian teredukasi sehingga kebutuhan akan produk kosmetik tak terbatas ditujukan bagi konsumen perempuan. Bahkan, tren masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) membuka peluang bagi produk jamu dan kosmetik berbahan alami.

Menperin menambahkan, dari aspek bahan baku, Indonesia punya keunggulan dari keanekaragaman hayati baik yang berasal dari darat maupun laut. Beberapa yang perlu dikembangkan, antara lain ganggang laut atau marine collagen yang potensial dikembangkan untuk pasar lokal dan global. Hal ini juga dapat mengurangi impor bahan baku.

Untuk industri kosmetik, postur skala industri kosmetik di Indonesia 95% didominasi oleh pemain berskala Industri Kecil dan Menengah (IKM). Sisanya merupakan industri besar. Dari industri skala menengah dan besar ini, beberapa pemain telah mengekspor produk mereka ke luar negeri. Sejumlah negara yang dituju, antara lain kawasan ASEAN, Afrika, dan Timur Tengah.

Persoalannya, para pelaku yang mayoritas merupakan Industri Kecil dan Menengah (IKM) perlu memperhatikan branding mereka. “Industri kosmetik dan obat tradisional perlu untuk terus meningkatkan branding atau promosi untuk lebih memperkenalkan produk kosmetik dan obat tradisional lokal yang mampu kompetitif dengan produk impor,” ujar Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar.

Kemenperin memproyeksi, pertumbuhan industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional mampu menembus 9% tahun ini. Proyeksi pertumbuhan ini seiring dengan segmen pasar yang masih potensial.

Editor: Sigit Kurniawan

Related