Alfamart Yang Mampu Beradaptasi dan Tidak Kaku

marketeers article

Tahun lalu, industri ritel di Indonesia sempat diguncang dengan beberapa kasus yang menimpa para pemain ritel. Beberapa pemain besar di industri ritel, perlahan-lahan mulai berguguran. Namun, di tengah hiruk-pikuk industri ritel, Alfamart masih terus bertahan dan mampu menjadi leader di industri ritel.

Alfamart tergolong cerdik dalam memanfaatkan momentum. Selain melakukan ekspansi bisnis di sektor offline, kini Alfamart juga mulai menggarap sektor online. Ekspansi Alfamart di ranah online bukan tanpa amunisi. Sebagai salah satu pemain ritel terbesar di Indonesia, Alfamrt memiliki kekuatan data yang akurat terkait kebiasaan konsumen.

Setidaknya terdapat sekitar 4,2 juta transaksi yang tercatat di sekitar 13.300 gerai Alfamart setiap harinya. Setiap hari data tersebut berputar dan menyimpan banyak informasi berharga seputar kebiasaan konsumen.

“Dari tahun 2016 sampai 2020, kami sudah punya roadmap transformasi bisnis. Salah satunya adalah memanfaatkan database besar untuk menganalisis behaviour konsumen,” ujar Ryan Alfons Kaloh, Marketing Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart).

Database tersebut akan diolah agar produk yang ditawarkan kepada konsumen tepat sasaran berdasarkan rekap data transaksi ketika berbelanja di Alfamart. Data historis tersebut membentuk pola sehingga bisa diketahui apa yang akan dibeli konsumen ketika masuk ke Alfamart.

Ryan menyadari di tengah perlambatan dunia ritel sekarang ini, setiap pemain diuji agar tetap bisa positif di tengah melambatnya industri. Dengan inovasinya lewat teknologi, Alfamart bisa menembus pertumbuhan di atas 10%.

“Inovasi itu penting karena sekarang Alfamart boleh dikatakan peritel paling tidak kaku. Kami bisa beradaptasi dengan kondisi dan tren apapun. Hasilnya kami berhasil keluar dari pakem industri ritel secara umum dengan pertumbuhan di atas rata-rata,” tutur Ryan.

Related