AlineaTV, TV Buku Pertama di Indonesia

marketeers article

Arus digitalisasi yang menerpa berbagai lini kehidupan kontemporer juga berimbas pada perubahan perilaku masyarakat saat ini. Salah satunya, cara masyarakat kontemporer dalam membaca dan mengkonsumsi buku. Dulu, sebelum terjadi ingar bingar media sosial, masyarakat berbelanja buku digerakan  salah satunya oleh promosi di media-media arus utama. Namun, belakangan, ketertarikan membeli buku ini didorong oleh wacana yang terjadi di media sosial, seperti di Twitter dan Facebook. Tapi, media sosial tersebut memiliki kekurangan ruang untuk menawarkan informasi seputar buku tersebut.

“Berangkat dari insight yang terjadi di masyarakat seperti itulah, saya membangun AlineaTV sebagai TV buku pertama di Indonesia yang menayangkan acara-cara buku dalam bentuk web series maupun  trailer buku tersebut,” kata Damar Juniarto, Founder AlineaTV kepada Marketeers.

AlineaTV ini, menurut Damar, mengusung teknologi New Media yang mengkonvergensi semua yang ada di media-media sosial dan teknologi-teknologi teranyar. “Kami bisa menayangkan acara buku seperti bedah buku, talk show, maupun festival sastra secara live streaming. Dan, pada saat yang sama, khususnya para netizen anak muda, bisa langsung berkomentar dan berinteraksi di dalamnya,”  kata Damar.

Sebagai pilot project, AlineaTV sudah muncul sejak Desember 2011 dan baru diluncurkan ke publik pada Agustus 2013. “Sistem yang dibangun di AlineaTV saat ini adalah crowdsourcing yang artinya  konten kami sangat beragam dan berasal dari berbagai sumber,” kata Damar.

Model crowdsourcing AlineaTV ini dipenuhi dengan menggandeng aneka komunitas, khususnya komunitas buku. Selain itu, AlineaTV juga menggandeng para penerbit buku, komunitas peresensi, maupun video maker. “Sederhananya, operasional kami dikelola oleh empat orang personil di Jakarta dan 12 orang kontributor di seluruh Indonesia. Komunitas-komunitas tadi menyumbang aneka konten. Dan, konsep ini cukup bisa berjalan dan memberi warna yang berbeda dengan operasional media lainnya,” kata Damar.

Kanal Baru Pemasaran Buku

Sebagai TV buku, AlineaTV mengusung misi untuk memperkuat dan mengembangkan budaya literasi buku di masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan yang oleh Damar disebut sebagai digital native atau screen generation saat ini. Apalagi halaman-halaman di media arus utama untuk mengupas seputar buku-buku makin terbatas.

“Kami ingin generasi ini mau membaca buku melalui media tayangan atau video. Ini sebagai siasat. Kalau generasi sekarang lebih suka menonton, siasat kami menggunakan media tontonan untuk menumbuhkan minat membaca buku mereka. Kami berharap mereka bisa tertarik dengan buku hanya dengan melihat trailer-nya atau melihat video wawancara dengan penulisnya,” lanjut Damar.

Untuk mencapai harapan di atas, AlineaTV membangun kolaborasi lebih dulu dengan komunitas-komunitas buku yang boleh dibilang cukup mapan, seperti Bloger Buku, Love Books a Lot Indonesia, Goodreads Indonesia, dan sebagainya.

“Banyak penerbit juga menyambut baik kehadiran AlineaTV ini karena untuk mereka terbuka kanal baru untuk mempromosikan bukunya. Kanal di sini dimaksud seperti kanal-kanal TV di mana orang bisa dengan gampang mengganti kanalnya,” kata Damar.

Salah satu penerbit tersebut adalah Gagas Media yang membidik segmen pembaca  muda dan remaja. “Segmen mereka sesuai juga dan target kami, yakni anak muda dan remaja yang tidak gaptek teknologi serta doyan browsing informasi di internet. Apalagi penetrasi internet dan juga ponsel cerdas di kalangan mereka makin besar. Ini juga bisa menjadi peluang pemasaran baru, ” imbuh Damar.

Di tingkat industri, Damar menambahkan AlineaTV ini bisa menjadi kanal baru dalam memasarkan buku. Di sini, pembaca dan penonton tidak hanya membaca dan menonton tayangan saja, tapi juga bisa langsung aksi membeli di toko buku online. “Inilah letak konvergensi dari New Media di sini,” kata Damar.

Sementara itu, agar dinamis, AlineaTV senantiasa menyuguhkan konten-konten yang terbaru di websitenya www.alineaTV.com. Misalnya, resensi buku-buku baru disertai dengan video tayangan terkait dengan buku tersebut. “Kami juga melakukan proses kurasi terhadap tayangan-tayangan yang relevan, baik di media sosial seperti YouTube, maupun yang dibincangkan di Twitter dan Facebook. Kami ramu dalam satu sajian di kanal-kanal AlineaTV. Sampai Agustus 2013 ini, hitsnya mencapai 500.000. Ini merupakan pertanda baik bahwa media ini memang dibutuhkan,” kata Damar.

Secara garis besar, ada dua proses pengadaan konten di AlineaTV, yakni mengkurasi video-video yang sudah ada dan memproduksi sendiri video-videonya.  Untuk saat ini, AlineaTV lebih didominasi konten tentang buku-buku fiksi, seperti novel, puisi, antologi cerpen, baik lokal maupun terjemahan. AlineaTV juga memuat buku-buku non fiksi, seperti buku-buku sejarah.

“Pada akhirnya, kehadiran AlineaTV  diharapkan bisa mengisi dan menawarkan alternatif media yang bisa gunakan  oleh pekerja kreatif di dunia membaca dan menulis. Kami akan secara kontinu mengembangkan fitur-fitur media ini,” pungkas Damar.

Related