Analisis Microsoft Soal Leader VS Follower Transformasi Digital?

marketeers article

Kawasan perekonomian Asia Pasifik tengah berada pada fast track transformasi digital, tak terkecuali Indonesia. Meski Studi Microsoft Asia Digital Transformation 2018 menemukan 79% organisasi di Indonesia tengah berjalan menuju transformasi digital, hanya 7% yang dapat diklasifikasikan sebagai pemimpin transformasi ini.

Inisiatif transformasi digital di kawasan Asia Pasifik memang tengah gencar digalakan berbagai organisasi. Di Indonesia sendiri, produk layanan digital menyumbang 4% Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada tahun lalu.

Source: Microsoft

Studi Microsoft Asia Digital Transformation 2018 menemukan, di tengah transformasi digital yang mewabah di kawasan Asia Pasifik, hanya 7% perusahaan di Indonesia yang tergolong ke dalam kategori pemimpin digital. Sementara 79% perusahaan lain baru saja memulai langkah transformasi ini.

“Di kawasan Asia Pasifik semakin banyak organisasi yang menerapkan teknologi baru, seperti mobilitas, komputasi awan, internet of things (IoT), dan artificial intelligence (AI) yang pada akhirnya membantu akselerasi pertumbuhan mereka,” ungkap Haris Izmee, President Director of Microsoft Indonesia.

Padahal, survei yang dilakukan kepada para pemimpin organisasi oleh Microsoft bersama International Data Corporation (IDC) Indonesia menemukan bahwa para digital leadership mengaku mampu meningkatkan manfaat sebesar dua kali lipat dibandingkan kompetitor dengan peningkatan produktivitas, minimalisir biaya, dan advokasi pelanggan.

Source: Microsoft

Microsoft menemukan, para leader transformasi digital mengalami peningkatan produktifitas sebesar 1,4 kali lipat dibandingkan followers mereka, peningkatan keuntungan (1,3 kali lipat), akuisisis pelanggan yang lebih cepat (1,4 kali lipat), peningkatan pendapatan pada produk dan layanan yang ada (1,3 kali lipat), dan peningkatan pendapatan pada produk dan layanan baru (1,4 kali lipat).

Pada akhirnya, Research Director Digital Transformation Practice Lead Daniel-Zoe Jimenez mengatakan untuk dapat tetap kompetitif, organisasi harus menetapkan metrik baru, mengatur struktur organisasi, dan mengarahkan kembali platform teknologi mereka. 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related