Apa Peran Big Data Bagi Pemerintah?

marketeers article
Berbekal dari big data, kini institusi pemeritahan mampu membuat beragam kebijakan yang lebih cepat, akurat dan murah. Pasalnya, big data menyuguhkan informasi yang sudah diolah melalui pendekatan analytics, sehingga hasilnya pun sudah terstruktur. Peran big data bagi pemerintahan atau layanan publik sangatlah penting, sebab big data analytic akan mentransformasi data eksternal menjadi fakta. Kemudian, menerjemahkan fakta tersebut menjadi sebuah kebijakan yang akan sangat membantu performa pemerintahan. 
 
Lembaga riset Gartner memperkirakan penggunaan big data analytics akan meningkat sebanyak 70% pada tahun 2020. Hal ini  seiring dengan munculnya kesadaran akan pentingnya pemanfaatan analytics di berbagai fungsi bisnis dan pemerintahan. Untuk itu, bekerjasama dengan Intel Indonesia dan MapR, SAS menjelaskan akan pentingnya big data bagi solusi pengambilan keputusan di institusi pemeritahan.
 
“Semakin banyak data yang dimiliki, semakin banyak potensi yang dapat diolah dan dikelola institusi manapun, jika mereka memiliki kemampuan dan fasilitas yang tepat. Untuk menyimpan, mempersiapkan, mengeksplorasi, serta menyediakan analytics, bagi data yang masif, diperlukan solusi terintegrasi dengan pemahaman yang mendalam akan big data analytics, dengan penekanan pada memori dan teknologi komputasi yang terbaru. Oleh sebab itu, SAS berkomitmen untuk terus menyediakan solusi yang tangguh dan terukur yang membantu institusi mendapatkan manfaat maksimal dari big data,” kata JJ Tan, Big Data and Analytics Leader SAS South Asia di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Selasa (20/20/2015).
 
Dihadiri oleh praktisi IT dan perwakilan dari Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN), Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan (PUSINTEK) dan Direktorat Teknologi Informasi (DIRTI), Peter Sugiapranata, Sales Director SAS Indonesia, menyatakan bahwa hingga kini sudah banyak institusi yang bekerjasama dengan SAS dalam rangka mengolah big data analytic. “Sudah ada 14 institusi pemerintahan Indonesia yang bekerja sama dengan SAS dalam penggunaan big data analytic. Kami juga bekerjasama dengan 11 Universitas agar SAS bisa masuk sebagai kurikulum atau topik diskusi diberbagai bidang ilmu pendidikan,” ujar Peter.
 
Peter sekaligus menjelaskan bahwa dalam upaya kerjasamanya, SAS masih menerjunkan tim nya secara langsung, mulai dari tim desain hingga operasional. Alasannya, tentu agar program ini mampu berjalan dengan lebih baik dan cepat memberikan dampak yang signifikan. 
 
 
Editor: Eko Adiwaluyo

    Related