Apple Kembali Cetak Rekor Pendapatan Selama Akhir 2016

marketeers article
69415873 apple store hong kong

Perusahaan teknologi asal AS Apple yang sedang pusing karena berbagai kebijakan Presiden Donald Trump, rupanya masih terus berada di atas angin jika bicara penjualan dan pemasukan. Seperti dilaporkan laman berita Quartz Media, selama tiga bulan terakhir 2016 Apple mencetak pemasukan spektakuler sebanyak US$ 78,4 miliar.

Artinya di tiga bulan bertepatan dengan momen Natal dan tahun baru itu, mereka mencetak rekor pemasukan yang sebelumnya terjadi di kuartal keempat tahun sebelumnya. Di kuartal keempat 2015 lalu Apple mencetak pemasukan sebesar US$ 75,9 miliar alias 3,3% lebih rendah dari pemasukan kuartal keempat 2016.

Tentu saja penjualan perusahaan pimpinan Tim Cook itu didorong oleh produk smartphone andalan iPhone. Tercatat lebih banyak iPhone terjual sepanjang kuartal keempat 2016 dibanding 2015. Volume-nya pun mencetak rekor, yaitu sebanyak 78,29 iPhone terjual atau lebih banyak 4 juta unit dibanding setahun sebelumnya.

Namun jika berbicara soal profit, rupanya ada penurunan tipis sekitar 2,5%, dari US$ 18,4 miliar ke US$ 17,9 miliar. Terlihat Apple menghabiskan lebih banyak biaya untuk kampanye marketing terutama untuk produk terbaru mereka seperti iPhone 7 yang rilis pada September 2016 lalu.

Padahal pada kuartal ketiga 2016 lalu, Apple mencatatkan pemasukan pendapatan terburuk sepanjang 15 tahun terakhir. Namun musim liburan menjadi momen kebangkitan di mana iPhone terbaru seri 7 benar-benar menjadi hits walau dianggap tidak banyak perubahan signifikan dibandingkan dua seri sebelumnya.

Salah satu alasan mengapa iPhone 7, terutama iPhone 7 Plus, karena demand untuk smartphone dengan ukuran lebih besar mulai diminati publik. Selain itu iPhone 7 Plus ditengarai memiliki kualitas kamera jempolan. Di sektor kamera memang Apple belum terkalahkan walau sudah banyak dibandingkan dengan smartphone kelas atas lain. Tetap di banyak ulasan media global kamera iPhone 7 Plus terbaik di kelasnya.

Tercatat iPhone adalah produk paling laris diburu dibanding tablet iPad, Mac, termasuk layanan aplikasi dalam App Store. Sekitar 69% penjualan Apple didominasi oleh iPhone. Langkah iPhone sendiri tidak diikuti oleh iPad yang penjualannya turun 22%. Untungnya di tengah tren penurunan PC secara global, Mac masih mengalami kenaikan penjualan sebanyak 7% dibanding kuartal sama tahun lalu.

Sementara pemasukan dari produk lain seperti Apple TV, Apple Watch, Beats, sampai iPod tidak terlalu meningkat singnifikan bahkan turun. Produk-produk tersebut hanya mengambil bagian sedikit saja dari total penjualan Apple.

Apple Secara Global

Selain di Amerika Serikat, Apple hadir secara global mulai dari Eropa, Tiongkok, Jepang, termasuk Indonesia. Pangsa pasar untuk wilayah Amerika sendiri mencapai US$32 miliar atau 40%. Di wilayah lain seperti Jepang, pemasukan mereka meningkat signifikan sebanyak 20% dibanding kuartal tahun sebelumnya.

Sayangnya salah satu pasar menjanjikan Tiongkok masih menemui dinding tebal. Salah satu faktornya adalah kebijakan pemerintah setempat yang sangat sulit untuk diikuti oleh Apple yang berinvestasi besar-besaran di sana. Sekarang Tim Cook menyasar India sebagai pasar baru jika Tiongkok kurang memuaskan. Tapi nyatanya Cook dan kawan-kawan tetap mengklaim bahwa pertumbuhan di Tiongkok tetap signifikan, disamping India yang punya masa depan cerah.

Faktor lain adalah popularitas produk seperti iPhone mulai disaingi oleh produk lokal. Jika beberapa tahun lalu Xiaomi merajai Tiongkok, kini Apple mulai mendapatkan saingan dari Oppo, Vivo, sampai Huawei. Bahkan produk Oppo R9 menjadi produk smartphone terlaris menggusur iPhone 6S. Padahal iPhone selalu menjadi primadona pasar smartphone Tiongkok sejak 2012.

Seperti dikutip dari Digit.in, Oppo berhasil menjual produk sebanyak 17 juta unit Oppo R9. Sementara iPhone 6S sendiri “hanya” terjual sebanyak 12 juta unit. Wajar saja, selama 2016 penjualan smartphone di sana mencapai 465 juta unit. Oppo sendiri berhasil meningkatkan penjualannya sebanyak 109 persen dibanding tahun sebelumnya.

Apple di satu sisi walau diklaim berhasil meningkatkan pertumbuhannya pada kuartal keempat 2016, tetap saja jika selama satu tahun penuh mereka mengalami penurunan, yaitu sebanyak 21% dibanding tahun sebelumnya. Vivo juga berhasil meningkat signifikan dengan pertumbuhan sebanyak 78% sementara Huawei 21%.

Nasib serupa dialami Xiaomi. Perusahaan tekonologi yang digadang-gadang punya masa depan cerah di bisnis smartphone beberapa waktu lalu itu harus mengalami penurunan sebanyak 22%.

Editor: Sigit Kurniawan

    Related