Arief Yahya: Branding Itu Janji Kepada Konsumen

marketeers article

MarkPlus Conference 2016 (MPC2016) akan segera menyapa Marketing Anthusiast di Indonesia. Ajang tahunan ini akan dilangsungkan pada 10 Desember mendatang. MPC 2016 akan dihadiri sekitar 5.000 peserta yang terdiri dari pebisnis, profesional, marketer, akademisi, pelajar dari ASEAN dan internasional.

Kali ini, Kementerian Pariwisata ambil bagian dalam pesta marketing terbesar di Indonesia sebagai main partner. Menteri Pariwisata Arief Yahya yang pernah menyabet gelar Marketeer of The Year tahun 2013 sangat menyambut baik acara ini. Baginya, yang paling menarik dari acara MarkPlus Conference adalah penganugerahan Marketeer of The Year.

“Jika mendapat award, kredibilitas perusahaan akan meningkat. Selain itu, perusahaan pun akan confidence. Dan, kami melihat MarkPlus sebagai lembaga yang memiliki kredibilitas dalam memberikan award,” kata Arief Yahya dalam acara Konferensi Pers MarkPlus Conference di Jakarta, Selasa (24/11/2015).

Arief menambahkan, keikutsertaan Kemenpar adalah bagian dari branding Wonderful Indonesia. Dalam pariwisata, sambung Arief, pihaknya pun menekankan pentingnya Positioning, Differentiation, & Branding (PDB). Dalam hal ini, Kemenpar berfokus pada branding. Mengapa? Sebagai Menpar, Arief Yahya dituntut untuk membuat prioritas di tengah banyaknya hal yang harus dikerjakan.

“Saya memilih branding karena hasilnya bisa langsung dilihat. Dulu, Wonderful Indonesia belum banyak dikenal di negara lain. Kini, branding Wonderful Indonesia berhasil berada di peringkat 47 dunia dari sebelumnya di posisi 144. Bahkan, Wonderful Indonesia sudah berhasil mengalahkan Thailand dan Malaysia berdasarkanTravel and Tourism Competitiveness Index World Economic Forum (WEF) ,” tambah Arief.

Branding, lanjut Arief, adalah janji kepada konsumen. Kalau brand tidak memberikan apa yang dijanjikan, reputasi brand  tersebut akan jatuh. “Lalu, promosi juga dilakukan sebagai investasi jangka panjang. Salah besar bila orang masih menganggap promosi itu bukan investasi,” tutup Arief Yahya.  

    Related