Artificial Intelligence Jadi Garda Depan Keamanan Siber

marketeers article
69146423 wireframe human head. new technologies concept. futuristic vector illustration

Pada artikel sebelumnya berjudul “Potensi Kerugian Insiden Keamanan Siber Bisa Capai US$ 34,2 Miliar”, disebutkan bahwa keamanan siber merupakan ancaman besar bagi Transformasi Digital. Meskipun serangan-serangan siber tingkat tinggi seperti ransomware menarik perhatian banyak perusahaan, studi tersebut menemukan bahwa bagi perusahaan yang telah mengalami serangan keamanan siber, Eksfiltrasi Data merupakan kekhawatiran terbesar karena memiliki dampak terbesar dengan waktu perbaikan yang paling lama. Namun, pada kenyataannya, solusi bisa didapatkan lebih cepat.

Dalam bayangan ancaman siber yang terus berubah itu, Microsoft menegaskan, teknologi AI kini menjadi sebuah lawan yang tangguh bagi serangan siber karena kemampuannya untuk mendeteksi dan bertindak terhadap vektor ancaman berdasarkan pada data insight.

Seperti yang dinyatakan dalam “Making Indonesia 4.0”, satu dari lima teknologi utama untuk mendukung pengembangan Industry 4.0 adalahArtificial Intelligence. Studi tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 5 dari 10 (84%) organisasi di Indonesia telah mengadopsi atau sedang merencanakan untuk mengadopsi pendekatan AI untuk mendukung keamanan siber.

Tony Seno Hartono, National Technology Officer of Microsoft Indonesia mengatakan, kemampuan AI untuk menganalisis dan merespons secara cepat pada data dengan jumlah yang sangat banyak kini semakin diperlukan di dunia yang frekuensi, skala, dan kecanggihan serangan siber semakin meningkat.

Sebuah arsitektur keamanan siber yang didorong oleh AI akan menjadi lebih pintar dan diperlengkapi dengan kemampuan untuk memprediksi untuk memungkinkan setiap perusahaan memperbaiki atau memperkuat postur keamanan mereka sebelum masalah muncul.

Hal tersebut juga memberi kemampuan bagi perusahaan untuk menyelesaikan setiap tugas seperti mengidentifikasi serangan siber, menghilangkan ancaman berbahaya dan memberbaiki bugs, lebih cepat dari manusia, membuatnya menjadi elemen yang semakin dibutuhkan untuk strategi keamanan siber setiap perusahaan.

 

 

Related