AXA Mandiri Hadirkan Solusi Perlindungan Penyakit Kritis

marketeers article

Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular (kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi) mengalami peningkatan dibanding dengan tahun 2013. Hasil laporan tersebut menyebutkan bahwa stroke mengalami peningkatan pengidap paling tinggi, yaitu dari 7% menjadi 10,9%. Sementara itu, pengidap penyakit kritis lainnya meningkat sekitar 1-2%.

Peningkatan pengidap penyakit kritis menunjukkan perlunya masyarakat untuk menyiapkan proteksi diri dan rencana investasi hidup. AXA Mandiri, melalui inovasi terbarunya membantu kondisi keuanga masyarakat saat menghadapi risiko hidup, seperti penyakit kritis.

“Sebagai perusahaan asuransi yang fokus pada perlindungan jiwa dan kesehatan, AXA Mandiri sangat peduli terhadap peningkatan kesehatan di Indonesia, termasuk di antaranya terus berinovasi dalam menyediakan solusi perlindungan jiwa, kesehatan, hingga penyakit kritis. Solusi dan inovasi ini hadir untuk membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujar Handojo G. Kusuma di Jakarta, Kamis (27/06/2019).

Mewujudkan inovasi tersebut, AXA Mandiri menghadirkannya dalam bentuk Solusi Perlindungan Penyakit Kritis. Produk ini menawarkan manfaat penanggulangan biaya penyakit kritis sejak indikasi awal hingga perawatan menyeluruh. Handojo mengatakan, produk solusi tersebut menanggung hingga 250% uang pertanggungan untuk kondisi kritis. Produk ini juga melindungi nasabah terhadap 120 kondisi kritis dari stadium awal hingga usia 85 tahun.

“Produk ini membebaskan biaya alokasi premi dan biaya pengalihan dana investasi. Solusi ini juga menetapkan biaya akuisisi yang kompetitif hanya pada tahun pertama,” lanjut Handojo. “Kami berharap upaya kehadiran inovasi ini menjadi salah satu kesempatan yang bak dalam memperkenalkan manfaat asuransi kepada masyarakat secara luas. Kami akan terus berinovasi dan menciptakan produk, serta layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di setiap tahap kehidupan.”

Editor: Sigit Kurniawan

Related