Bagaimana Bisnis Distribusi Pulsa Era Digital?

marketeers article

Pernahkah Anda menyadari bagaimana mata rantai penjualan pulsa? Di era digital seperti saat ini, apakah konter pulsa masih dijamah oleh konsumen? Teknologi mengubah cara konsumen mengonsumsi sesuatu. Begitupun dengan cara penjual pulsa melakukan keseharian bisnisnya.

Sebenarnya, seperti apa penjual pulsa beroperasi? Secara sederhana, penjual pulsa baik dalam bentuk konter maupun toko-toko ponsel kerap didatangi oleh canvasser -istilah para tenaga penjual pulsa dari pihak distributor-. Mereka menjamah dari satu toko ke toko lain menawarkan produk kepada konsumen, dari mulai pulsa telepon elektronik, kartu perdana, hingga starter pack berisi paket data.

Selama ini, penjual berbelanja pulsa melalui tangan para canvasser yang bertugas menyusuri rute yang telah ditentukan. Hanya saja, yang sering terjadi adalah pesanan yang di-order penjual tak cocok dengan ketersediaan produk yang dibawa canvasser. Alhasil, penjual mengalami potential loss atau kebocoran dari praktik bisnis yang berpotensi merugikan.

“Kadang pula, penjual meminta pesanan lebih, tapi canvasser tidak membawa produknya. Ini sering terjadi pada praktik penjualan pulsa,” kata Robby Tan, CEO PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT) di kantornya yang terletak di Kuningan City, Jakarta.

Robby, yang merupakan petinggi dari perusahaan distributor pre-paid dan SIM card Telkomsel ini mengungkapkan, pendistribusian pulsa masih didominasi secara konvensional. Penjual pulsa memesan sejumlah tertentu, lalu canvasser mencatat secara manual dan membawakan pesanan tersebut beberapa hari kemudian. Untuk wilayah remote dan desa terpencil, sulit bagi canvasser untuk mengunjungi konter setiap hari.

Menurut dia, praktik seperti ini tidak lah efisien. Karena itu, perusahaan yang melantai di bursa efek sejak 2015 itu menciptakan terobosan teknologi yang mempermudah pendistribusian pulsa. Lahirlah sebuah platform digital yang memungkinkan penjual pulsa untuk melakukan pemesanan secara online. Di sisi lain, canvasser juga bisa mengetahui dan menjual produk sesuai dengan permintaan di pasar.

“Coba bayangkan, kalau tidak didukung sistem TI, pengiriman pulsa bisa memakan waktu berhari-hari. Alamat penjual bisa saja nyasar. Lewat TI, sistem distribusi lebih singkat dan cepat. Apalagi, kami melayani konter dengan jumlah yang besar,” ujar dia.

MKNT melejit ketika tahun 2007 berhasil menelurkan perangkat lunak yang memungkinkan penjualan voucer pulsa beralih dari format “gosok” menjadi elektronik. Saat itulah, laju bisnis MKNT melaju kencang, hingga pada tahun yang sama dipercaya Telkomsel untuk menjadi distributor resmi untuk wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali.

Sampai saat ini, MKNT telah menjangkau 125.000 konter pulsa di 15 kluster yang berada di tiga pulau tersebut. Pada awal tahun ini, pihaknya mendapatkan jatah baru untuk merambah kluster Cikarang. Kata Roby, satu area pemasaran menaungi sekitar 3.000-5.000 outlet. Semua pembagian teritori dan kluster tersebut multak milik Telkomsel sebagai operator dan penyedia pulsa.

Untuk diketahui, jumlah penjual pulsa yang terdaftar di Telkomsel saat ini sekitar 400.000 outlet. Sementara itu, jumlah penjual pulsa yang tidak terdaftar jauh lebih besar, sekira 750.000 outlet. MKNT merupakan satu dari 21 distributor resmi Telkomsel untuk penjualan pulsa dan paket data. Perusahaan ini juga menjadi salah satu distributor yang terbesar.

“Kami membeli pulsa dari Telkomsel, dan kami menjualnya kembali ke mitra kami alias para outlet pulsa itu,” terang dia seraya menargetkan 150.000 outlet hingga akhir tahun yang diperoleh dari kehadiran outlet-outlet baru di kluster yang telah dikantongi.

Sejak diluncurkan akhir tahun lalu, platform teknologi itu telah digunakan oleh 50% mitra atau 70.000 outlet. Targetnya, hingga kuartal dua 2018, sudah 100% mitra menggunakan platform tersebut. Langkah ini selain mempercepat pendistribusian pulsa juga dapat meningkatkan perputaran uang yang diterima MKNT.

Di sisi lain, perusahaan bisa melakukan efisiensi biaya distribusi guna memperlebar margin. Lewat strategi ini pula, ada kesempatan MKNT masuk ke toko kelontong atau warung sebagai penjual pulsa. “Kami yakin, dukungan TI akan mempercepat bisnis kami ke depan,” ungkap Robby.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related