Bagaimana Kapal Api Berlayar Menuju MEA?

marketeers article
Aktivitas dimulai dari secangkir kopi. Begitulah yang biasanya dilakukan masyarakat Indonesia saban harinya. Di antara lusinan cangkir kopi, ada Kapal Api yang selalu menghiasi hari-hari setiap orang.
 
Kopi Kapal Api memang telah melegenda. Merek ini hadir melalu sederet sejarah yang panjang. Cikal bakal kopi berlogo kapal tersebut berawal dari Goe Soe Loet yang merintis perusahaan kopi di Surabaya bermerek Hap Hoo Tjan.
 
Tujuh puluh tahun menjadi produsen kopi, Kapal Api terus melakukan metamorfosa. PT Santos Jaya Abadi, perusahaan produsen kopi, tak hanya memproduksi merek tersohornya Kapal Api. Melainkan juga, menelurkan merek-merek kopi lainnya, yang memiliki segmentasi pelanggan berbeda, antara lain Kopi ABC, Kopi Kapten, Good Day, dan Ya!. Sidoarjo menjadi basis produksi Kapal Api di Indonesia.
 
Santos Jaya Abadi yang dikomandoni oleh anak sang pendiri, Soedomo Mergonoto, juga melahirkan jaringan kedai kopi modern Excelso. Asal tahu saja, Excelso didirikan pada tahun 1990, dua belas tahun lebih dulu ketimbang kedai kopi impor Starbucks di Indonesia. Excelso pun kini juga mengeluarkan produk kopi bubuknya, sehingga konsumen kelas menengah atas bisa menikmati kopi tersebut dari dalam rumah.
 
Terhitung sejak tahun 1985, produk Kapal Api sudah tembus pasar mancanegara. Diawali ekspor ke Arab Saudi, lalu Hong Kong dan Tiongkok pada tahun 1987, serta Malaysia dan Taiwan pada tahun berikutnya. Kendati demikian, merek Kapal Api tidak selalu moncer diterima pasar mancanegara.
 
Di Hong Kong, nama Kapal Api mesti diganti dengan Wenz. begitu juga dengan pasar Taiwan di mana Kapal Api masuk lewat merek Excelso. Hanya negara Malaysia dan Arab Saudi yang masih menggunakan merek Kapal Api.
 
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN ini, Kapal Api nampaknya bakal melakukan serangkaian strategi, khususnya dalam meningkatkan ekuitas mereknya di pasar nasonal. Salah satuya, perusahaan melakukan kemitraan dengan maskapai Citilink. Penumpang pesawat LCC itu bisa menikmati kopi Kapal Api selama terbang di udara. 
 
Sedangkan untuk ekspansi, Kapal Api masih mengandalkan pasar eskpor saat ini, maupun mencari negara tujuan ekspor baru. Terakhir, Kapal Api -bersama beberapa perusahaan Indonesia lainnya- berpartisipasi dalam pameran 24th International Food Exhibition 'WorldFood Moscow 2015' di Rusia, 17-19 September 2015. 
 
Dengan masuk pasar Rusia, maka semakin mudah bagi Kapal Api masuk ke negara Eurasian Customs Union, yang terdiri dari Belarus, Kazakhstan, Armenia dan Kyrgyztan. Apalagi, ekspor kopi Indonesia ke pasar Rusia hanya 7,3% dari total impor kopi Rusia yang sebesar US$ 566,8 juta pada tahun 2014. 
 
Namun, tantangannya, Indonesia menghasilkan banyak kopi robusta. Di sisi lain, Eropa telah lama dijejali kopi arabika dari kawasan Amerika Latin. Sehingga, persaingannya terletak pada taste atau cita rasa.
 
Di kandang sendiri, Kapal Api masih bertahan sebagai 'raja' kopi di Indonesia dengan menguasai 65% pasar kopi di Pulau Jawa dan 50% secara nasional.
 
Editor: Eko Adiwaluyo

    Related