Bakir Pasaman dan Memimpin di Tengah Arus Disrupsi

marketeers article

Saat ini, suplai gas bumi cenderung menurun karena belum ada kepastian pasokan dari sumber gas baru. Umumnya sumber gas baru berasal dari offshore dengan biaya eksploitasi yang cukup tinggi. Hal inilah kondisi yang sedang dihadapi oleh para pemain di industri pupuk seperti PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim).

Di tengah kondisi seperti, kepemimpinan dibutuhkan agar perusahaan tidak larut di dalamnya. “Dengan kondisi harga gas yang tinggi saat ini dan harga produk pupuk yang fluktuatif dan cenderung menurun, Pupuk Kaltim berupaya meningkatkan daya saing untuk mempertahankan pangsa pasar dalam negeri dan luar negeri dengan meningkatkan kepercayaan pasar dan mengedepankan kualitas standar nasional dan internasional,” kata A. Bakir Pasaman, President Director PT Pupuk Kaltim.

Untuk meningkatkan kepercayaan pasar, saat ini Pupuk Kaltim berhasil memperoleh predikat Platinum dalam SNI Award yang merupakan predikat tertinggi mengenai kualitas selama dua tahun berturut-turut, serta IFA Protect & Sustain yang merupakan penghargaan yang similar untuk kelas internasional dari International Fertilizer Association (IFA). Asal tahu saja, ini merupakan yang pertama diterima oleh industri pupuk nasional bahkan di Asia Tenggara.

Berbagai inisiatif dikeluarkan Pupuk Kaltim selama setahun terakhir demi pengembangan perusahaan. Untuk meningkatkan daya saing, misalnya, Pupuk Kaltim mengurangi biaya-biaya yang kurang efisien. Misalnya, dengan mengoptimalkan pemakaian teknologi digital dan menciptakan aplikasi-aplikasi yang menunjang proses bisnis secara real time. Selain itu, Pupuk Kaltim juga melakukan program efisiensi dan efektivitas SDM berdasarkan Analisis Beban Kerja (ABK) yang disusun secara komprehensif sehingga perseroan siap menghadapi tantangan global.

“Inisiatif tersebut dipilih untuk meningkatkan daya saing melalui optimasi proses bisnis, menurunkan Harga Pokok Penjualan (HPP), meningkatkan kepercayaan pasar, dan memberikan pelayanan pelanggan yang lebih baik,” katanya.

Soal pertumbuhan, Pupuk Kaltim mengalami kenaikan selama tiga tahun terakhir. Bakir menyebut, sejalan dengan telah beroperasinya pabrik baru Pupuk Kaltim, yaitu Pabrik Kaltim-5, penjualan urea meningkat dari tiga juta ton pada tahun 2014 menjadi 3,4 juta ton pada tahun 2016. Sementara, penjualan amoniak meningkat dari 724.000 ton pada tahun 2014 menjadi 922.000 ton pada tahun 2016. Penjualan pupuk majemuk NPK juga meningkat, yaitu dari 155.000 ton pada tahun 2015 menjadi 210.000 ton pada tahun 2016.

“Pangsa pasar produk non subsidi Pupuk Kaltim di pasar dalam negeri menunjukan tren yang meningkat dibandingkan dengan produsen lainnya,” ujar Bakir.

Ke depan, Pupuk Kaltim bakal menghadapi tantangan-tantangan baru yang tak kalah berat. Namun, Bakir optimistis Pupuk Kaltim bakal melalui dan menjawab tantangan tersebut dengan semangat kepemimpinan yang ia terapkan selama ini.

“Dalam era disrupsi saat ini, perlu dilakukan manajemen perubahan. Diperlukan juga kepemimpinan transformasional yang  memperhatikan aspek budaya, informasi teknologi, komunikasi yang baik dan efektif. Dan, selalu berinovasi dan perbaikan terus menerus demi kepuasan pelanggan dan pemangku kepentingan,” pungkasnya.

    Related