Bali Kondusif dan Tetap Instagramable

marketeers article
82026472 scenery of batur volcano on bali island, indonesia ,vivid color

Kabar belakangan soal erupsi Gunung Agung di Bali sempat membuat banyak orang was-was. Tapi, sekarang kondisi sudah kondusif kembali. Kementerian Pariwisata mengatakan hal itu untuk menjamin rasa aman para turis yang bertandang ke Bali.

“Silakan ke Bali! Suasana Bali ok, teman-teman netizen juga silakan memposting suasana terkini di Bali. Silakan capture di Kuta, Nusa Dua, Seminyak, Sanur, Ubud, Ulu Watu, Nusa Penida, Tanah Lot, dan spot destinasi lain yang tetap ramai dan asyik,” kata Menpar Arief Yahya seperti dikutip dari keterangan resmi Kemenpar.

Aktivitas Gunung Agung Bali memang “on” lagi, pada 03 Juli 2018 pukul 09:28 WITA, dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 3 menit 38 detik. Status Gunung Agung masih di Level III (Siaga). “Saya  memperoleh laporan dari tim Crisis Center, Bali Tourism Hospitality, dan sampai sekarang suasananya kondusif,” ungkap Arief Yahya.

Suasana seperti ini, kata Menpar Arief Yahya, sebagai yang biasa dan pernah terjadi. Erupsi pertama, 27 September 2017 lalu juga sempat heboh, tetapi suasana di Bali sendiri kondusif dan nyaman-nyaman saja.

“Situasi on – off seperti ini memang karang menyulitkan. Tetapi, beginilah nature dan culture-nya gunung agung, seperti Bali ini. Tidak ada yang bisa memprediksi dengan tepat dan pasti, kapan akan terjadi eripsi?” ungkapnya.

Yang bisa dilakukan adalah antosipasi yang sudah disiapkan industri dan government. “Semoga tetap asyik, nyaman, dan keren!” ujarnya.

Namun, Arief tetap meminta masyarakat mematuhi rekomendasi yang sudah diumumkan. Misalnya, mereka yang bermukim di sekitar Gunung Agung, para pendaki dan wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di zona radius empat kilometer dari puncak khawah.

Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung juga perlu berjaga dan waspada. Lokasi atau kawasan berbahaya itu lokasinya jauh dari destinasi-destinasi di Bali. Jauh dari Kuta, Sanur, Nusa Dua, Nusa Penida, Tanah Lot, Ulu Watu, dan sebagainya.

Sejatinya yang paling terganggu adalah penerbangan, atau airline. Karena sebaran debu vilkanik itu naik ke udara dan berpitensi mengganggu pesawat. Kalau di darat maupun di laut, tidak banyak terpengaruh.

    Related