Bangun Pusat Inovasi di Indonesia, Apple Akan Cetak 200 Developer per Tahun

marketeers article

Apple Indonesia telah merealisasikan komitmennya untuk membangun pusat inovasi di Tanah Air. Pusat inovasi di Tangerang dengan luas 1.500 m2 ini merupakan fasilitas inkubator untuk pengembangan aplikasi Apple yang pertama di Asia dan ketiga di dunia setelah Brasil dan Italia.

Pada tahap awal, Apple Developer Academy Indonesia ini baru menerima 75 orang siswa. Seluruhnya merupakan hasil kerja sama dengan Universitas Bina Nusantara

“Hadirnya pusat inovasi yang dibangun oleh Apple ini, ditargetkan mampu menghasilkan sebanyak 200 developer per tahun untuk setiap pusat inovasi,” imbuh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Airlangga berharap para developer ini dapat memberikan manfaat di tengah perkembangan era revolusi industri 4.0 di Indonesia.

Selain di Tangerang, rencananya Apple Indonesia membangun dua pusat inovasi lagi. Satu di luar wilayah Jabodetabek dan satu di luar Pulau Jawa.

Airlangga menambahkan, untuk memenuhi ketentuan regulasi mengenai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), Apple Indonesia memilih skema penghitungan TKDN berbasis pengembangan inovasi. Untuk membangun tiga pusat inovasi, total investasi Apple Indonesia senilai US$ 44 juta dalam jangka waktu tiga tahun sejak tahun 2017.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan kehadiran akademi Apple ini tidak akan bersaing langsung dengan developer lokal. Alasannya,  menggunakan sisitem pembelajarannya menggunakan basis sistem pengajaran iOS. Kelas di Apple Developer ini mencakup Objective-C dan Swift. Swift adalah bahas pemrograman dari Apple yang diciptakan untuk membuat aplikasi untuk iOS, Apple TV, dan Apple Watch.

Komunitas pengembang iOS di Indonesia semakin tumbuh hingga lebih dari 50% selama dua tahun terakhir. Data Apple menunjukkan, pada tahun 2017, pengembang iOS seluruh dunia menghasilkan pendapatan sebesar US$ 26,5 miliar.

Rudiantara menambahkan, Apple Indonesia bakal mendatangkan mentor ilmu pemrograman dari berbagai belahan dunia untuk mengajar siswa-siswi di Indonesia. “Mentornya nanti dari berbagai regional Apple, ada yang dari Brasil, Italia, Cupertino, dan lainnya,” ujarnya.

Hingga saat ini, industri ponsel di Indonesia tumbuh signfikan, terdiri dari 28 merek global, 19 merek lokal, 2 SMT (surface mount technology), dan 7 EMS (Electronic Manufacturing Services). Selain itu,terdapat 30 industri komponen berbagai jenis,di antaranya menghasilkan PCBA, Charger, Earphone, USB cable, perakitan baterai lithium, dan kemasan.

“Adapun yang menerapkan TKDN hardware sebanyak 44 merek, software, dan hardware sebanyak dua merek, dan satu merek melalui skema pusat inovasi, yaitu yang dibangun oleh Apple,” sebut Airlangga.

Editor: Sigit Kurniawan

Related