Barang Preloved Bisa Jadi Solusi Wishlist Serba Mewah

profile photo reporter Jaka Perdana
JakaPerdana
21 September 2016
marketeers article
48026276 illustration of a donation box filled with books

Akhir-akhir ini, kosakata di dunia jual beli bertambah satu lagi, yaitu preloved. Banyak konsumen di dunia maya itu mulai bertransaksi barang-barang preloved. Cukup unik karena bahasa asing ini sebenarnya merupakan sebuah istilah baru namun sebenarnya diambil dari cara lama. Jika dimasukan ke kosakata bahasa Indonesia, barang preloved sebenarnya adalah barang bekas.

Preloved sendiri merupakan barang yang secara fungsional dan emosional sudah tidak dibutuhkan lagi. Barang dalam kategori preloved bisa beraneka ragam mulai dari produk fesyen hingga alat-alat rumah tangga, seperti blender. Munculnya media sosial pun membantu masyarakat, terutama perempuan, dalam memasarkan barang preloved-nya.

OLX mungkin adalah platform e-commerce terbesar di ranah jual beli barang bekas atau second. Tapi, istilah preloved ramai digunakan terutama oleh kaum perempuan karena platform-platform barang bekas yang menyasar segmen ini mulai bermunculan seperti misalnya Carousell.

Tentu saja, barang bekas pakai ini sebenarnya adalah sebuah potensi ekonomi. Bagi konsumen yang sudah tidak memakai sebuah barang bisa menjual barang tersebut sehingga menghasilkan pemasukan. Sementara di satu sisi barang preloved bisa menjadi solusi bagi konsumen yang ingin memiliki sebuah barang terasa sulit karena keuangan terbatas. Bagi konsumen yang menginginkan sebuah barang namun belum terbeli, itu biasanya disebut dengan wishlist.

Menurut psikolog dari Klinik Psikologi Bingkai, Nadya Pramesrani, wishlist biasanya berawal dari impian atau harapan yang ingin direalisasikan secara nyata. “Pada umumnya, wishlist terbagi menjadi dua kategori, material dan pengalaman. Wishlist kategori material biasanya berupa barang atau materi. Sedangkan, yang masuk ke dalam kategori pengalaman misalnya rekreasi, travelling, nonton konser, dan seterusnya,” ujar Nadya.

Saat ini, memiliki barang-barang mewah atau bermerek sudah menjadi wishlist sebagian besar orang, terutama perempuan pecinta gaya hidup dan fesyen. Namun, bagi mereka yang kurang berminat terhadap barang mewah, travelling atau sekadar menonton konser musik dapat menjadi wishlist-nya.

Survei yang dilakukan oleh OLX pada bulan September mencatat bahwa mayoritas responden mendambakan barang-barang fesyen terbaru. Mereka mendambakan barang-barang yang trendi, terutama yang banyak dipakai oleh selebritis. Lebih dari 50% responden survei menyebutkan bahwa mereka menginginkan asesoris seperti dompet, topi, jam tangan atau perhiasan.

Selain itu, ada pula responden yang memimpikan untuk pergi travelling ke tempat-tempat wisata eksotik seperti Raja Ampat dan Gili Trawangan. Kedua tempat ini merupakan destinasi wisata yang sedang populer karena keindahan alamnya. Selain itu, keduanya menjadi destinasi wisata yang didambaikan banyak orang, baik tua maupun muda, pria ataupun wanita.

Selain tempat-tempat wisata lokal, ternyata banyak pula yang berangan-angan untuk bisa travelling hingga ke mancanegara. Tak heran jika 55% responden mengatakan bahwa mengunjungi kota Paris yang terkenal dengan keindahan landmark Menara Eiffel, menjadi bagian dari wishlist mereka.

Kemajuan teknologi pun turut berkontribusi terhadap wishlist banyak orang, terutama dalam hal elektronik dan gadget. Pasalnya, meskipun mayoritas orang memiliki smartphone, namun nyatanya 48% responden tetap menginginkan yang lebih baru dan canggih. Selain keren, fitur-fitur pada smartphone juga dapat membantu aktivitas sehari-hari mereka.

Selain travelling, fesyen dan gadget, banyak pula yang menginginkan kendaraan pribadi sebagai wishlist mereka. Terlepas dari banyaknya pilihan transportasi umum, khususnya yang berbasis online, OLX menemukan 84% responden ingin memiliki kendaraan baru dan sebagian besar dari mereka mem-voting untuk meng-upgrade kendaraan bermotornya.

Nah, dari sekian banyak wishlist itu, tidak semua akan terkabulkan karena konsumen memiliki keterbatasan. Namun barang preloved bisa jadi solusi. “Sekarang barang mewah seperti smartphone premium sudah ada di pasaran barang bekas setidaknya enam bulan setelah rilis. Kondisinya pun masih bagus. Namun, siapa peduli membeli barang bekas, karena bekas atau bukan hanya pembeli yang tahu,” ujar Chief Marketing Officer OLX Edward Kilian.

Selain platform seperti OLX dan Carousell, platform komunitas seperti Kaskus sudah sedari dulu menjadi platform lalu lalang berbagai jenis barang, dari baru sampai preloved, dari barang murah sampai mahal. Selain itu bagi kaum perempuan pencari barang preloved namun khusus fesyen dengan brand ternama, ada platform Reebonz yang menjual barang seperti tas dengan merek-merek premium ternama.

Di satu sisi menjual barang preloved dapat menjadi salah satu cara untuk mencapai wishlist. Namun, Nadya mengingatkan untuk tidak impulsif dalam membuat wishlist agar terhindar dari keinginan yang bersifat sementara. Dengan demikian, kemungkinan untuk mencapai wishlist pun akan lebih mudah dan cepat.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

    Related