Baterai Masih Jadi Masalah Mobil Listrik di Indonesia

marketeers article
52435631 flat vector illustration of a red electric car charging at the charger station. electromobility e-motion concept.

Mobil listrik Indonesia sudah mulai dikembangkan di bawah naungan Kementerian Ristek dan Dikti. Hal ini untuk mengikuti perkembangan zaman. Konsep mobil listrik sebenarnya sudah mulai diminati di Indonesia, bahkan oleh pemain-pemain rental. Sebagai mobil yang menawarkan konsep green economy, peminat teknologi maju ini cukup banyak.

“Mobil listrik buatan Indonesia sudah siap masuk dalam tahap scale up,” ujar Menristek dan Dikti Muhammad Nasir di Jakarta pada Kamis (24/11) 2016. Namun sayang sekali masalah scale up ini terhalang oleh satu hal, yaitu baterai.

Seperti diketahui, mobil listrik sangat mengandalkan baterai berbahan litium. Dari segi kualitas menurut Nasir baterai ini masih dikatakan belum siap karena berbagai kendala. Teknologi di Indonesia masih tertinggal dibanding negara maju lain. Nasir mencontohkan Jepang sudah sangat advance dalam pengadaan baterai litium.

“Kalau mau dikompetisikan, Indonesia bersaing dengan Jepang, Taiwan, dan Tiongkok. Jepang bahkan sudah diakui oleh AS sebagai pionir dalam pengembangan baterai litium. Sementara Indonesia kelemahannya soal baterai, jadi mobil listrik kita agak tersendat,” sambung Nasir.

Sayangnya apa yang diutarakan Nasir turut berpengaruh kepada pasar mobil listrik di ranah rental. Mereka kesulitan dalam hal baterai dan teknologinya belum sama sekali berkembang di sini. Walau secara peralatan sudah bisa diinstalasi, namun secara ekosistem belum ada sehingga mobil rental pengguna teknologi listrik terasa mubazir. Pada akhirnya para perental yang awalnya antusias, lama-kelamaan pasarnya surut.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

    Related