Kisah Bayu Skak Menjaga Hubungan Dengan Para Brand Lewat Vlog

marketeers article

Saking terkenalnya, Bayu Skak pernah diajak langsung oleh Presiden Joko Widodo untuk mengikuti kegiatan kunjungan Presiden. Pria asal Malang ini sudah mulai melakukan vlogging sejak era 2010 melalui konten video lip-sync.

Ide nge-vlog muncul setelah Bayu melihat aksi para YouTuber luar negeri pada tahun 2010 dulu. “Mereka berbicara kepada kamera. Aku tahu bahwa hal tersebut namanya vlog. Aku coba bikin dan ternyata ramai,” ujar Bayu.

Saat ini Bayu Skak memiliki dua akun, yakni Bayu Skak Daily Life dan Bayu Skak. Bedanya, konten pada akun Bayu Skak harus terkonsep dengan produksi yang matang dan tidak asal menciptakan konten. Dalam menciptakan konten, Bayu saat ini dibantu oleh beberapa teman-temannya. Proses produksi satu video bisa memakan waktu hingga satu minggu. Namun, sekali melakukan pengambilan gambar, Bayu bisa mendapatkan dua hingga tiga konten video.

“Bujet aku menciptakan satu video bisa mencapai Rp 3 juta. Hal ini untuk keperluan perlengkapan, sewa lokasi, hingga konsumsi,” jelasnya.

Saat ini Bayu sedang menjalin kerjasama dengan beberapa brand. Semenjak pertama kali nyemplung di YouTube, Bayu sudah melakukan kolaborasi dengan beberapa brand lintas industri. Untuk kolaborasi ia membatasi untuk tidak menerima kerjasama dengan brand rokok. Bahkan satu waktu, dirinya pernah ditawari sebuah merek kondom.

“Hubungan antara vlogger dan brand itu sebenarnya simbiosis mutualisme. Brand mendapatkan ruang promosi yang luas karena sekarang orang-orang ada di YouTube. Roda ekonomi vlogger berputar. Ada yang mau memasukan uang ke kami. Kami senang dapat penghasilan dan bisa beli kamera dan komputer yang baru untuk ciptakan konten yang lebih bagus,” terangnya.

Namun, Bayu pernah memiliki pengalaman tidak mengenakan ketika awal-awal melakukan kolaborasi dengan sebuah brand. Pada 2011, ia bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi dengan bayaran kurang dari Rp 10 juta. Namun siapa sangka, ternyata dia harus menciptakan dua konten video dan mengikuti tur ke beberapa sekolah. Dia pun merasa diperas tenaganya.

“Waktu itu mereka masih meremehkan YouTube. Lama-lama, mereka paham. Vlogger zaman sekarang sudah enak karena tidak merasakan zaman-zaman dahulu susahnya jadi vlogger,” imbuh Bayu.

Meskipun saat ini namanya sudah besar dan banyak digunakan oleh brand, Bayu memiliki pesan kepada brand untuk menghilang sikap egois. “Berhentilah egois dengan memaparkan ide untuk melakukan hard sale. Dari sisi brand juga rusak, karena orang tidak suka dan akhirnya mereka tidak mau beli,” katanya.

Related