Potensi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia cukup besar. Perannya pun signifikan dalam menopang perekonomian Indonesia. Tetapi, modal kebesaran saja tak cukup. Perlu strategi agar UKM Indonesia memiliki daya saing tinggi dan bisa berkompetisi di pasar global.
Paling tidak, pesan inilah yang disampaikan oleh Jacky Mussry, Vice President ICSB Indonesia saat membuka BCA Gebyar UKM di Galeri Indonesia WOW di Gedung SMESCO, Kamis (29/9/2016).
Menurut Jacky, ada tiga pilar yang menentukan industri UKM di Indonesia, yakni penentu kebijakan, praktisi bisnis, dan akademisi. “Ini tantangan untuk menyatukan ketiganya dalam mengembangkan UKM di Indonesia. Ketiganya harus berkolaborasi,” ujar Jacky.
Jacky menambahkan, ada tiga hal penting yang perlu dijiwai oleh para pelaku UKM. Ketiganya adalah entrepreneurship, produktivitas, dan kreativitas. Produktif dalam hal ini dimengerti sebagai pengelolaan bisnis secara efisien dan efektif. Termasuk dalam menekan ongkos. “Soal kreativitas, orang Indonesia paling jago. Tetapi, kalau tidak dieksekusi, itu hanya wacana,” katanya.
Menjadi seorang wirausaha, sambung Jacky, itu sederhana. Mereka perlu melihat setiap ancaman sebagai kesempatan. Mereka juga tidak lagi takut akan risiko, tetapi berani mengambil risiko. Lalu, mereka tidak alergi untuk berkolaborasi dengan banyak pihak.
“Kontribusi ekonomi ASEAN dari Indonesia adalah dua per tiganya. Kalau tak ada Indonesia, ASEAN bisa tutup.
Menurutnya, 80% kegagalan bisnis bukan soal ide, tetapi di eksekusinya. Intinya, kreativitas itu ide dan eksekusi. Sedangkan produktivitas itu efektivitas dan efisiensi. Jacky mencontohkan China sebagai negara yang sangat produktif dan Silicon Valley sebagai ikon kreativitas.
Jacky menambahkan, ada tuju rahasia peningkatan daya saing UKM Indonesia, antara lain akses permodalan, mempertahankan SDM berkualitas, manfaatkan internet, gunakan software akuntansi, penuhi permintaan pasar, berinovasi dalam produksi, dan memanfaatkan media online.