Belajar Memasarkan Komunitas dari CeweQuat

marketeers article
happy woman exults pumping fists ecstatic celebrates success on gray wall background

Berbagai komunitas semakin banyak bermunculan di Indonesia. Kehadiran komunitas ini rupanya menarik hati berbagai brand untuk ikut masuk ke lingkup komunitas dengan beragam objektif. Mulai dari meningkatkan brand awareness hingga meningkatkan penjualan.

Tentu, merek tidak  akan berkolaborasi dengan sembarang komunitas. Melihat hal ini, CeweQuat sebagai komunitas yang berfokus pada pemberdayaan perempuan memiliki caranya sendiri agar komunitasnya dilirik merek.

“Merek akan mengajak komunitas yang memiliki identitas unik, awareness yang terdengar luas, serta memiliki pangsa pasar yang jelas. Yang pasti, komunitas harus punya aset digital,” kata Founder CeweQuat Bunga Mega kepada Marketeers.

Lebih lanjut ia menerangkan, bagaimanapun, Key Performance Indicator (KPI) sebuah merek adalah angka, seperti jumlah followers, anggota, subscriber, dan sebagainya. Biasanya brand akan melihat data tersebut sebagai pertimbangan bekerja sama. Selain itu, brand akan melihat program atau aktivitas suatu komunitas.

Bunga menyebutkan, selama ini komunitasnya telah bekerja sama dengan berbagai merek, seperti produk perbankan, yakni Commonwealth dan DBS Bank. Mereka juga bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi, seperti Indosat Ooredoo dan XL Axiata. Sementara di industri Fast-Moving Consumer Goods (FMCG), CeweQuat pernah bekerja sama dengan Heavenly Blush, Wardah, hingga Campina. Bahkan, CeweQuat bekerja sama dengan pemain di industri e-commerce seperti Moxy dan Bilna.

“Dalam menerima tawaran kerja sama, baik kami dan merek harus memiliki target pasar yang sama. Target kami adalah perempuan muda usia 18-25 tahun dengan SES B-C. Harga atau produk yang ditawarkan juga harus sesuai dengan anggota kami,” tambah Bunga.

Kemudian, merek harus mengerti bahwa nilai CeweQuat adalah edukasi dan pemberdayaan. Jadi, sebisa mungkin konten apapun harus menyangkut edukasi. Ia mencontohkan kerja samanya dengan Commonwealth dalam mengedukasi reksa dana.

Bagi Bunga, literasi keuangan adalah salah satu yang menjadi kepedulian CeweQuat, terutama untuk perempuan yang menyandang status sebagai fresh graduated atau first jobber. Sehingga, sedini mungkin mereka memulai membeli produk investasi.

Namun, CeweQuat tidak akan mengambil tawaran edukasi tentang kartu kredit karena tidak sesuai denga target pasar yang kebanyakan belum berpenghasilan. “Mereka masih kuliah atau masih di awal-awal karier. Agak kurang bijak bagi kami memperkenalkan kartu kredit kepada mereka,” papar Bunga.

Bukan hanya itu, CeweQuat menutup keran kerja sama dengan merek rokok, alkohol, kondom, Multi-Level Marketing (MLM), dan merek yang tidak menyasar pangsa pasar sama.

Dalam berkolaborasi, CeweQuat menawarkan kekuatan komunitas di offline dan aset digital yang dimilikinya kepada brand. Hal inilah yang membuat banyak merek melirik CeweQuat. Walau belum memiliki 10.000 followers, tapi setiap mengadakan acara, CeweQuat selalu mampu mendatangkan massa di acara offline. Bahkan saat acara #DatangBulan CeweQuat bisa mendatangkan sekitar 200 orang.

“Sejak itu, kami kebanjiran surel kolaborasi, baik dengan merek atau komunitas lain,” timpal Bunga.

Bunga mengatakan, walaupun ada komunitas lain yang memiliki aset digital yang lebih baik dan fantastis, tapi ketika ada acara bersama brand, komunitas tersebut tidak mampu memindahkan ratusan massa online mereka untuk datang ke acara offline. “Karena akhirnya, massa yang hadir itulah aset sesungguhnya. Jadi, mendewa-dewakan aset online saja tidak menjadi bukti nyata bahwa mereka engaged dengan sebuah komunitas,” tambahnya.

Kemudian, agar kolaborasi yang tercipta berjalan dengan baik, pihaknya berusaha menjaga komunikasi dan tidak segan menawarkan ide segar kepada merek. Sebab, terkadang merek telah memiliki beban yang berat dengan program mereka sendiri. Jadi, mereka butuh orang lain yang bisa membantu mengawasi rencana dan membantu eksekusi.

“Selain itu, kami harus menepati janji. Pada akhirnya, kalau setiap kali kerja sama target tidak tercapai atau janji tidak dipenuhi, pasti merek akan kecewa dan memilih pindah komunitas lain,” tutup Bunga.

Editor: Sigit Kurniawan

Related