Benarkah Milenial Hindari Kerja di Perusahaan Migas?

marketeers article
44283764 offshore jack up drilling rig over the production platform in the middle of the sea

Salah satu tantangan terbesar dalam dunia kerja saat ini adalah masalah regenerasi. Pekerja kalangan Gen X mulai diganti dengan kalangan Gen Y bahkan Gen Z. Tentunya, tidaklah mudah buat generasi baru ini untuk langsung menyerap tugas dan beban kerja yang ada.

Bagi Donny Widyanto selaku Presiden Federasi Serikat Pekerja Penunjang Migas Indonesia (FSPPMI) kelompok milenial dengan pola pikir yang khas, kreatif, dan mandiri adalah generasi yang idel untuk dijadikan sebagai objek kolaborasi antara individu satu dengan lainnya tanpa memandang status jabatan di dunia kerja.

Di industri migas misalnya, secara mayoritas kalangan baby boomers dan Gen X masih mendominasi porsi pekerja. Di satu sisi, hal ini cukup membuat selisih yang siginifikan dengan Gen Y.

Hal ini berdampak pada peran aktif kalangan milenial di sektor migas. Banyak ditemukan kendala dalam proses implementasi sebuah program atau kebijakan tertentu.

Selain itu secara konsistensi, tidak sedikit juga kalangan milenial yang keluar dari industri migas. Mayoritas mereka pergi untuk mencari ruang kerja yang lebih fleksibel dan dinamis.

Yang dikhawatirkan oleh Donny saat ini akan berkurang minatnya kalangan muda untuk bekerja di sektor migas. Perusahaan migas yang dulunya menjadi idola, kini mulai tergantikan dengan kehadiran startup teknologi yang memberikan kebebasan dan tanggung jawab yang dinamis kepada para pekerjanya.

“Diperlukan treatment khusus dan wadah yang efektif untuk mengakomodir pola pikir milenial,” tambah Donny.

Sebagai catatan, di industri penunjang migas kalangan Gen Y hanya berkisar 25% dari total jumlah pekerja. Angka tersebut diyakini masih kurang bila ingin memenuhi kebutuhan industri perusahaan penunang migas Indonesia.

Donny yakin masalah utama milenial di industri migas bukan perkara gaji semata. Pasalnya masalah gaji yang besar bukan semata keinginan milenial. Seluruh generasi tentunya menginginkan gaji yang besar.

“Milenial lebih menekankan pada kebebasan berpendapat, berkreasi, waktu, dan suasana kerja yang fleksibel serta nyaman,” pungkasnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related