Bikin Senyum Investor, Fore Coffe Catat Performa Gemilang di Kuartal I-2019

marketeers article

Beberapa waktu lalu, Fore Coffee mendapatkan pendanaan baru dari beberapa venture capital. Setidaknya, startup kopi on-demand ini memperoleh dana US$ 8,5 juta atau setara dengan Rp 127 miliar dari East Ventures, ​SMDV, Pavilion Capital, Agaeti Venture Capital, Insignia Ventures Partners, dan beberapa ​angel investor.

Tanpa mengunggu lama, Fore Coffe memberikan pembuktian dengan menutup kuartal pertama tahun 2019 lewat performa memuaskan. Dua bulan setelah mendapatkan pendanaan putaran kedua, perusahaan rintisan ini telah nyaris membukukan pertumbuhan hingga dua kali lipat, dari 19 outlet di bulan Januari hingga 35 outlet di Jakarta pada bulan Maret.

Ini merupakan pertumbuhan pesat yang belum pernah terjadi sebelumnya di kalangan kedai kopi premium. Starbucks pun baru membuka outlet ke-364 setelah beroperasi selama 17 tahun di Indonesia. Sebaliknya, Fore Coffee sudah siap membuka 100 outlet di akhir Juni 2019 berkat kesuksesan aplikasinya. Aplikasi Fore Coffee pun telah diunduh lebih dari 500.000 kali dan menjadi aplikasi iOS lokal terpopuler ketiga di kategori makanan.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi yang pesat di Indonesia membuat masyarakat semakin sensitif terhadap tingkat kecepatan dan pelayanan instan. Proses menunggu terasa menyebalkan, walaupun hanya lima menit. Firma modal ventura East Ventures pun ikut membuat sebuah hipotesis terkait pola baru konsumen ini, yang akhirnya membuahkan ide bisnis bernama Fore Coffee. Startup ini menyadari bahwa gaya hidup yang praktis dan serba cepat semakin melejit di kalangan generasi millennial Indonesia.

“Data mendorong terjadinya kostumisasi, yang kemudian akan menciptakan pengalaman baru untuk konsumen. Dengan menggabungkan hal ini dengan infrastruktur yang dioptimalkan untuk Indonesia, maka distribusi produk dan customer touch point bisa berkembang pesat,” kata Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures, dalam rilisnya.

Memang, tidak seperti pemain industri kopi konvensional, Fore Coffee menekankan pentingnya penggunaan teknologi sebagai kunci kesuksesan pertumbuhan bisnis. Dukungan teknologi pada performa bisnis Fore Coffee dibuktikan dengan dua hal. Pertama, Fore Coffee telah menggunakan mesin kopi paling canggih untuk menghasilkan rasa kopi yang konsisten dan berkualitas tinggi. Kedua, kehadiran aplikasi mobile-nya mempermudah proses pemesanan untuk para pelanggan.

Platform penjualan online-to-offline ini melayani penjualan 10.000 gelas kopi sehari. Sekitar 85% dari total penjualan dipesan melalui aplikasi dan diantarkan kepada pelanggan. Sejak aplikasinya diluncurkan pada minggu kedua pada bulan Desember, Fore Coffee berhasil mencatat pertumbuhan penjualan signifikan dari 19.000 menjadi 300.000 gelas kopi per bulannya.

Melalui sistem ini, Fore Coffee menjadi perusahaan spesialisasi kopi pertama yang memanfaatkan aplikasi mobile untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Sistem pembayaran pun sudah secara digital dengan menggandeng beberapa vendor uang digital, seperti GO-PAY dan OVO.

“Kopi sudah menjadi kebutuhan untuk banyak orang. Namun, tidak semua orang punya waktu untuk pergi ke kedai kopi, mengantri, menunggu pesanan mereka jadi, lalu kembali ke tempat kerja. “Dengan Fore Coffee, semua hambatan ini bisa kami atasi. Sekarang, mereka bisa melakukan banyak hal lain yang lebih produktif sembari menunggu kopi kami sampai ke tangan mereka dalam sekejap,” ungkap co-founder dan CEO Fore Coffee Robin Boe.

Fore Coffee didirikan pada Agustus 2018 oleh Robin Boe dan Elisa Suteja. Kesuksesan Fore Coffee dalam mengembangkan aplikasinya menjadi sebuah pembuktian diri bagi perusahaan rintisan ini. Pada awal pendiriannya, beberapa pihak merasa skeptis dan mengatakan bahwa konsep mereka merupakan gimmick belaka. Namun, hanya dalam waktu delapan bulan sejak diluncurkan, Fore Coffee telah mengalami perkembangan pesat, menambah tenaga dari 90 menjadi 200 karyawan, yang mana setengah di antaranya adalah barista.

Pertumbuhan Fore Coffee yang signifikan membawa dampak positif bagi kesejahteraan petani kopi, yang berhasil menjual 6,5 ton biji kopi setiap bulannya kepada Fore Coffee. Jumlah produksi ini berasal dari penggunaan 137 hektar perkebunan kopi yang diolah secara produktif oleh 600 petani di Indonesia.

    Related