Bisakah Jam Tangan Mewah Menjadi Instrumen Investasi?

marketeers article

Menurut Knight Frank Luxury Investment Index 2018, pergerakan kelas menengah ke kelas atas secara global menunjukkan tren yang terus meningkat. Hal ini ternyata menyebabkan permintaan terhadap barang-barang mewah dan koleksi juga ikut naik, seperti barang seni, jam tangan, sampai anggur. Salah satu benda mewah yang banyak dilirik oleh kolektor adalah jam tangan.

Sejak tahun 2014, tren mengoleksi jam tangan mewah mulai marak di kalangan kelas menengah atas di berbagai negara, termasuk Indonesia. Koleksi jam tangan mewah bagi kalangan kelas atas kerap dianggap sebagai bagian dari fesyen dan status sosial. Tidak sedikit yang kemudian menyebut koleksi jam tangan dari beragam merk ternama dengan model unik sebagai bentuk investasi.

Pandangan masyarakat kelas atas tentang nilai investasi pada jam tangan diakui oleh Ari Adil, Co-Founder & Chairman Jagartha Advisors, dapat dianggap sebagai pilihan investasi yang tepat namun perlu juga dicermati oleh setiap pemiliknya. Menurut Ari tidak semua jam tangan meski dibeli dengan harga mahal, bisa memberikan keuntungan yang tinggi di kemudian hari.

Mengacu pada tren beberapa tahun ke belakang, produksi jam tangan mewah kian dibatasi secara global. Beberapa faktor seperti perubahan minat konsumen ke smartwatch, situasi politik China dengan kebijakan pemberantasan korupsinya menyebabkan penurunan produksi yang signifikan. Namun, ada pula pembatasan produksi model yang sengaja dilakukan untuk membangun nilai eksklusif.

Faktor ketiga ini dianggap Ari sebagai peluang bagi kolektor jam tangan untuk berburu produk yang bisa memiliki nilai tinggi di masa depan. Semakin terbatas produk di pasaran, semakin tinggi pula nilainya di mata para kolektor. Terlebih untuk jam tangan yang dianggap vintage, discontinued atau dari edisi khusus.

“Ada beberapa model dari brand jam terkenal jumlahnya sangat terbatas di pasaran sehingga menyebabkan harga di pasar jam tangan second bisa sangat tinggi. Tetapi, jangan sembarang membeli lalu tertipu brand palsu atau model jam yang sebetulnya biasa saja dan tidak memiliki nilai investasi,” kata Ari

Selain dari sisi kelangkaan, faktor lain seperti model, mesin dan nilai emosional dari si pemilik terdahulu dipandang Ari sebagai faktor tambahan yang membuat sebuah jam tangan memiliki nilai jual tinggi. “Jam tangan yang pernah dimiliki oleh selebriti atlet olahraga terkenal biasanya semakin banyak diburu kolektor dan bisa dibanderol dengan harga jual kembali yang tinggi,” tambahnya.

Mengoleksi jam tangan mewah dengan tujuan berinvestasi memerlukan pertimbangan yang cermat. Melalui riset pasar, Anda bisa mengetahui pasokan dan permintaan  sebuah model tertentu untuk menjadi dasar apakah menjual jam tangan mewah di pasar barang seken bisa menghasilkan nilai jual yang lebih tinggi.

Ari mengingatkan untuk memandang luxury goods seperti jam mewah sebagai mata uang yang bisa dilikuidasi kapan saja. Konsep mata uang pada jam tangan mewah dimaksudkan agar investor tidak salah sangka dalam memproyeksikan peningkatan nilai finansial pada koleksinya.

“Jam tangan mewah adalah salah satu barang yang punya monetisasi baik, karena pasarnya di Indonesia sudah terbentuk di kalangan yang juga paham tentang value sebuah barang mewah,” kata Ari.

Bicara tentang sisi investasi, kolektor perlu memperhatikan pergerakan nilai tukar mata uang. Mengingat jam tangan mewah merupakan barang impor yang harga jualnya di Indonesia menggunakan mata uang Rupiah, maka harga jam mewah baru dan second menjadi terpengaruh apabila Rupiah terdepresiasi maupun terapresiasi. “

Baginya sebisa mungkin luxury goods seperti jam ini tidak menjadi satu-satunya portofolio untuk tujuan berinvestasi. Ia menilai risiko kerusakan barang jika berada di tangan yang tidak tepat justru akan merusak nilainya. Sangat penting bagi investor untuk mengerti risiko dari kegiatan investasi yang melibatkan barang-barang berharga yang tidak menghasilkan pendapatan tetap.

Editor: Sigit Kurniawan

Related