BKPM Mencari Investasi yang Smart

marketeers article
39435811 close-up of person hand using calculator with tax word on wooden blocks

Sektor investasi diyakini memiliki peranan yang amat penting untuk menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terlebih Presiden Joko Widodo juga menargetkan angka pertumbuhan ekonomi di atas 6%, meskipun angka tersebut terus direvisi hingga saat ini. Salah satu jalan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah meningkatkan sektor investasi.

Presiden menargetkan dalam kurun waktu 2014-2019 total investasi di Indonesia mencapai angka Rp 3.500 triliun. Angka ini naik dua kali lipat dari realisasi investasi di Indonesia pada pemerintahan sebelumnya. Tentunya target tersebut membuat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) harus memutar otak dan bekerja lebih keras lagi.

Pada 2016 ini, BKPM menargetkan realisasi investasi mencapai angka Rp 595 triliun. Kabar baiknya, sampai akhir triwulan ketiga 2016, realisasi investasi sudah mencapai 75% dari target yang dicanangkan, atau sekitar Rp 453 triliun.

“Berdasarkan data yang kami peroleh dan melihat tren yang ada, kami optimistis target tahun ini bisa tercapai,” ujar Himawan Hariyoga, Deputi Kepala BKPM Bidang Promosi Penanaman Modal.

Dalam membidik calon-calon investor, Himawan bersama timnya melakukan pendekatan yang proaktif dan targeted. Secara target, ada beberapa negara dan segmen yang memang menjadi incaran BKPM. Selain itu, BKPM juga rajin melakukan promosi dalam bentuk bisnis forum dan sejenisnya, dengan istilah menjemput bola. BKPM juga akan melengkapi kantor perwakilannya yang saat ini sudah ada di delapan negara. Dalam waktu dekat, BKPM akan membuka kantor perwakilan di Tiongkok.

Meskipun membutuhkan dana investasi untuk roda perekonomian negara, Himawan menilai bahwa sesungguhnya yang dibutuhkan Indonesia adalah jenis smart investment, yaitu penanaman modal yang tidak sekadar menanamkan modal saja.

“Kami tidak hanya butuh capital saja. Tapi ada yang lebih dari sekadar itu. Capital yang ketika masuk bisa menghadirkan lapangan pekerjaan, memberi nilai tambah, mengembangkan teknologi, dan akses pasar. Contoh konkrit dari investasi seperti itu sudah ada,” terangnya.

 

Related