Blockchain Diprediksi Jadi Masa Depan Industri Fintech

marketeers article

Industri financial technology (fintech) tengah berkembang pesat di Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat data transaksi yang menggunakan teknologi selama tahun 2015 mencapai US$ 590 miliar, tumbuh 10% dibandingkan tahun 2014. Menyadari inovasi dan transformasi ini, OJK pun menyiapkan regulasi fintech yang dapat mendorong inklusi keuangan sambil tetap memerhatikan perlindungan konsumen.

Salah satu jenis fintech yang dipercaya akan mengubah masa depan industri keuangan global adalah blockchain. World Economic Forum baru-baru ini menjelaskan bahwa blockchain merupakan salah satu dari 10 teknologi paling inovatif di tahun 2016. Sifat blockchain yang terbuka dan transparan mampu menyederhanakan cara individu serta organisasi dalam bertransaksi menjadi tanpa sekat dan batas, sehingga mendukung mobilitas pengguna. 

“Secara sederhana, blockchain adalah buku besar bersama (distributed ledger) transaksi digital berbasis komputasi awan yang mampu mencatat berbagai data transaksi secara real time. Data transaksi ini selanjutnya akan blockchain buka ke beberapa jaringan komputer sekaligus. Ini memungkinkan seluruh pihak terkait untuk mengkaji data tersebut bersama-sama,” kata Kustiawan Kusumo, Enterprise Director, Microsoft Indonesia dalam keterangan resmi yang diterima Marketeers, Kamis (5/1/2017).

Perbankan adalah salah satu contoh industri yang akan merasakan pengaruh kuat blockchain. Sebab, blockchain memungkinkan seluruh transaksi perbankan untuk berlangsung kapan saja dan di mana saja. Mulai dari transfer, penyimpanan uang, pengambilan uang, pengajuan kredit, pembayaran internasional, hingga kliring.

Pada tahun 2016, perbandingan rasio interaksi berbasis digital dengan tatap muka bahkan mencapai 400:1. Kondisi ini akan terus berkembang mengingat jumlah penggunaan mobile connection di Indonesia mencapai 318 juta pengguna atau 125% dari total populasi.

“Pertengahan November yang lalu, Bank Indonesia meresmikan Fintech Office, sebuah katalisator yang berperan sebagai think-tank dalam industri fintech. Peresmian ini mencerminkan perhatian dan komitmen pemerintah untuk memajukan industri fintech, termasuk blockchain, di Indonesia,” kata Kustiawan.

Salah satu karakter unik blockchain adalah kemampuan analisis yang ada di baliknya. Semakin banyak organisasi atau perusahaan yang berpartisipasi, termasuk kompetitor, semakin besar nilai yang blockchain tawarkan. Lebih dari itu, transaksi yang dicatatkan dalam blockchain juga tidak dapat dihapus atau diganti. Apabila terjadi kesalahan, pengguna perlu mencatatkan transaksi pengganti untuk mengoreksinya. Dengan begitu, penipuan, pemalsuan, atau korupsi dapat dihindari.

Walaupun bersifat transparan dan terbuka, blockchain diklaim tetap menjadi teknologi yang aman karena menerapkan teknologi digital signature berbasis kriptografi dalam setiap transaksinya. Setiap kali transaksi akan dilakukan, blockchain akan mengautentikasi data pihak-pihak terkait secara real time sebelum mengesahkan transaksi tersebut.

Editor: Sigit Kurniawan

Related