Sebagai salah satu warisan budaya Buddha terbesar, Candi Borobudur dipilih menjadi pusat perayaan Hari Raya Waisak di tahun ini. Borobudur pun siap menggelar perjalanan wisata pengenalan (famtrip) Vesak Day 2562 BE.
Ikon candi Borobudur telah menjadi mahakarya dunia yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Menjaga eksistensi warisan ini tentu menjadi tanggung jawab banyak pihak. Badan Otorita Borobudur pun menggandeng sejumlah pihak untuk bekerjasama dalam gelaran Famtrip Vesak Day 2562 BE mendatang.
“Kegiatan famtrip yang diselenggarakan saat perayaan Hari Waisak 2562 BE merupakan upaya mempromosikan Candi Borobudur dan sekitarnya kepada para pemimpin agama Buddha dan pengikutnya, seperti komunitas umat Buddha. Sebanyak 16 pendeta dan beberapa jurnalis dari Thailand dan Vietnam turut diundang untuk meningkatkan kunjungan umat Buddha sebagai wisman datang ke Indonesia,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar I Gde Pitana di Jakarta, Minggu (27/5/2018).
Upaya mempromosikan pariwisata ini dilakukan melalui perayaan Waisak 2018 (2562 BE) yang dirayakan oleh umat Buddha di Indonesia dan dari seluruh dunia yang di pusatkan di Kompleks Candi Borobudur pada 29 Mei 2018 mendatang.
Pitana mengatakan perjalanan wisata perayaan Waisak dimulai dengan prosesi arak-arakan dari pelataran Candi Mendut yang terbagi ke dalam tiga tahapan.
“Diawali dari pengambilan air berkat dari mata air (umbul) Jumprit di Kabupaten Temanggung dan penyalaan obor menggunakan sumber api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan, kemudian dilanjutkan dengan ritual Pindapatta yang berlangsung dengan pemberian dana makanan kepada para bhikkhu/bhiksu oleh masyarakat (umat) untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan kebajikan,” kata Pitana.
Terakhir, para peserta akan menjalani ritual Samadhi di detik-detik puncak bulan purnama. “Penentuan bulan purnama berdasarkan perhitungan falak sehingga puncak purnama bisa terjadi pada siang hari,” ujar Pitana.
Kegiatan famtrip objek wisata di kawasan Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, dan Yogyakarta ini berlangsung selama enam hari dari 27 Mei hingga 1 Juni 2018.
Editor: Sigit Kurniawan