Untuk Brand, Ingat Empat Hal Ini Sebelum Terjun Ke Media Sosial

marketeers article
Pedoman Merek Terjun ke Media Sosial

Era Marketing 4.0 semakin terdengar nyaring. Transformasi digital tak terelakkan lagi. Salah satu cirirnya adalah penggunaan media sosial. Karena di era digital, platform media sosial bisa dibilang menjadi primadona terlebih bila dibandingkan beberapa tahun lalu. Beragam platform baru bermunculan membawa berbagai keunggulan masing-masing. Satu yang unik, hampir semua data menunjukkan, bahwa penetrasi smartphone semakin membludak walaupun infrastruktur belum sepenuhnya sempurna. Hal ini menjadi landasan pemikiran para marketeer untuk segera terjun ke media sosial.

Yang menjadi tantangan para marketeer adalah bagaimana menggunakan media sosial ini dengan cara yang tepat dan terarah. Apalagi, digital bersifat dinamis. Ada platform-platform baru yang bermunculan, tapi ada juga platform yang sekarang sudah tidak ada. Jadi, para merek harus bisa merespons perubahan perilaku penggunanya, yang semula menyukai Snapchat, mungkin akan pindah ke Instagram, atau mungkin sebaliknya. Yang lebih penting, kampanye yang tepat bisa juga mengurangi biaya promosi yang dibebankan kepada pemilik brand.

Jejaring sosial memang tumbuh signifikan dari sudut pandang dunia pemasaran. Di Facebook misalnya, pemasar bisa melakukan targeting secara mendetil lewat kemampuan analitik yang dimilikinya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Econsultancy and Adobe terhadap 35 ribu marketeer dunia, 56% dari marketeer berencana menaikkan anggaran mereka ke media sosial.

Karena memang, banyak sekali yang bisa dilakukan dengan media sosial, entah meningkatkan brand awareness, meningkatkan traffic pembaca, menggenjot engagement konsumen, hingga menghasilkan penjualan.

Nah, berdasarkan dari hal itu, pemilik merek sudah harus bisa menentukan, dimana dan seperti apa konten yang akan dibuat untuk berkampanye di media sosial. Ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui:

1. Sebelum Terjun ke Media Sosial Pilih Platform yang Tepat dan Mendukung Brand Image

Orang Indonesia itu unik, satu orang bisa memiliki dua atau lebih media sosial. Mungkin saja, dalam satu ponsel, mereka memasang beberapa aplikasi media sosial. Bisa Instagram, Facebook, Twitter, dan lainnya. Begitu juga aplikasi chatting. Namun, jangan terjebak dengan banyaknya media sosial, karena itu hanya akan membuang waktu dan anggaran belanja. Anda hanya perlu memilih, mana yang paling cocok dengan imej merek yang dibangun. Fokuskan tujuan Anda untuk meyakinkan dan mendapatkan konversi.

Berikut beberapa media sosial dengan karakteristiknya:

  • Facebook, dengan masif-nya pengguna Facebook di Indonesia, mulai dari anak-anak hingga kakek-nenek, mulai dari yang tidak bersekolah hingga lulusan S3, semua ada di sini. Maka platform ini sangat tepat penggunaannya untuk menggenjot brand awareness. Mungkin bisa dengan video pendek 30 detik?
  • Instagram, belakangan platform yang disebut pembunuh Snapchat ini mulai digandrungi berbagai kalangan terutama Millenials. Meski awalnya hanya jejaring sosial berbasis foto, kini Instagram hadir dengan berbagai fitur canggih yang mampu menunjang bisnis Anda. Bahkan, dengan Instagram for Business, Anda bisa menarik analitik dari setiap postingan Anda. Platform ini sangat cocok bagi Anda yang ingin merepresentasikan bisnis dalam bentuk grafis dan video. Bisa jadi, salah satu yang cocok di Instagram adalah bisnis clothing, atau produk kecantikan, atau mungkin jasa fotografi?
  • Google+, namanya memang kurang populer di Indonesia, namun jangan remehkan Google+. Kiprahnya di dunia per-medsos-an tak bisa dipandang sebelah mata. Menurut survei Social Statistics, 86,8% pengguna Google+ adalah laki-laki. Dan 60% dari mereka adalah web developer dan software engineers. Maka dari itu, platform ini diklaim sangat cocok bagi brand yang memiliki target market para pria tech savvy.
  • Pinterest, riset perusahaan Prancis menyebutkan bahwa pengguna Pinterest di seluruh dunia mencapai lebih dari 70 juta dan menurut data intelijen Vision Critical, 4 dari 10 orang akan membeli suatu produk online setelah memberikan tag favorit di media sosial. Bisa jadi, fungsi tombol Pin pada Pinterest berfungsi sebagai wishlist button, dimana orang akan membeli kemudian setelah sebelumnya menandai barang yang mereka sukai. Platform ini diklaim cocok untuk menarik minat para perempuan. Mungkin bisa untuk berbelanja perhiasan atau pakaian?
  • LinkedIn, sudah menjadi rahasia umum, platform ini sangat cocok bagi merek dengan target market corporate atau business to business. Karena beragam jenis perusahaan umumnya sudah memiliki akun LinkedIn, peluang kerjasama baru mungkin?

2. Buatlah Konten Menarik, Bernilai, dan Shareable 

Semua orang tahu, konten menarik dan memiliki makna sudah pasti bisa meningkatkan reputasi merek. Dibanding hanya membagikan konten asal, tak berisi apalagi berita bohong alias hoax. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat konten media sosial, diantaranya:

  • Setiap konten yang dibagikan harus mencerminkan imej dari brand yang akan Anda bangun. Humor memang diklaim memiliki potensi engagement yang tinggi, mengingat orang Indonesia memang dikenal menyukai hal berbau Laugh and Love. Namun perlu digarisbawahi, menggunakan humor untuk branding tidak mudah. Bahkan Bukalapak pun mengakui bahwa mereka cukup mengambil risiko dengan segala macam promosi nyeleneh mereka. Bukalapak bisa jadi satu dari sekian yang berhasil menggunakan humor sebagai media pendongkrak brand awareness. Intinya, setiap konten yang disajikan, harus mencerminkan brand image Anda, dan buatlah konten yang menyentuh seperti  story telling.
  • Temukan hal apa yang membuat produk atau brand Anda dilihat. Saat ini konten bisa bermacam-macam, bisa berupa gambar, video, atau mungkin sebuah tulisan pendek? Hal ini bisa Anda temukan dari berbagai data yang telah terkumpul. Siapa target market Anda, dan apa kebiasaan mereka.
  • Jangan takut menggunakan konten visual. Percaya atau tidak menurut survei, 94% artikel yang dilengkapi gambar lebih disukai pembaca. Dan disebutkan juga bahwa tweet dengan gambar diklaim dua kali lebih menarik dibandingkan sekadar postingan teks. Meski begitu, tak melulu postingan gambar sesuai di Twitter, adakalanya postingan teks lebih menginspirasi, dalam serial tweet misalnya. Bukankah untuk gambar sudah ada Instagram?

Hal paling mudah untuk membangun sebuah konten media sosial adalah dengan melihat kesuksesan para pemain terdahulu dengan kampanye mereka. Daripada harus mencari model seperti apa lagi yang ingin Anda kembangkan untuk kampanye. Tapi, buatlah lebih baik. Dan yang lebih mudah, lihatlah kesuksesan kompetitor dengan kampanye mereka, pelajari kelemahannya, lalu buatlah hal yang mirip tapi lebih baik. Hal ini bisa mengurangi usaha Anda dibandingkan harus membuat kampanye yang belum terbukti ampuh. Hal ini pun ditiru beberapa ecommerce lokal, sebut saja Tokopedia yang menggandeng figur penyanyi cantik Isyana Sarasvati sebagai ambassador. Tak mau kalah, Elevenia juga menggandeng aktris yang juga sedang naik daun, Raisa. Kira-kira siapa pemenangnya ya?

3. Jangan Remehkan Pengaruh Influencer

Sebelum sepenuhnya terjun ke media sosial, jangan remehkan pengaruh besar Influencer atau biasa dikenal sebagai selebtwit dan selebgram. Mereka mampu membangun audiens yang sesuai dengan bidang yang mereka geluti. Sebut saja Alexander Thian, ia mampu menarik para peminat traveling lewat akunnya @amrazing. Atau mungkin Edho Zell yang mengikrarkan diri sebagai full-time Youtuber mampu membangun sebuah komunitas dengan jumlah audiens yang tidak sedikit. Kepopuleran ini tak bisa didiamkan begitu saja, terutama bagi merek. Ketimbang harus susah payah membangun audiens, penggunaan para influencer atau biasa disebut buzzer ini bisa lebih efektif.

Namun, bukan berarti bisa asal dalam pemilihan influencer. Mereka punya audiens yang berbeda-beda. Lagi-lagi, sesuaikan dengan brand image yang telah Anda bangun sebelumnya. Misalkan Anda memasarkan produk aksesoris kamera, Anda bisa memilih influencer yang selalu membahas fotografi dan videografi.

Berikut beberapa langkah awal menarik perhatian para influencer:

  • Mention nama akun atau kutipan website mereka dalam konten yang Anda buat. Influencer profesional biasanya menggunakan Google Alerts untuk mendapatkan notifikasi bahwa website atau nama mereka sudah disebut dalam konten yang Anda buat.
  • Tandai (tag) para influencer yang Anda referensikan di dalam konten yang Anda buat. Hal ini berfungsi untuk memberitahu mereka bahwa kampanye Anda ada hubungannya dengan mereka.

Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian mereka dengan maksud mereka akan tertarik dengan konten yang Anda buat dan akhirnya membagikan konten Anda kepada para followers mereka. Hal ini tidak mudah, perlu kehati-hatian dan konsistensi agar bisa benar-benar menarik perhatian mereka. Jangan terlalu sering melakukannya, atau Anda akan dicap sebagai Spammer dan justru menampilkan citra buruk merek Anda di hadapan mereka. Ada cara singkat untuk bisa bekerja sama dengan mereka. Beberapa influencer biasanya telah memiliki sistem manajemen yang terbuka untuk kerja sama. Langkah ini juga agak tricky, mengingat tidak semua influencer mau bekerja sama bila menyangkut merek. Lakukan pendekatan berkesinambungan agar bisa menciptakan kerja sama yang sama-sama menguntungkan.

4. Gunakan Social Campaigns untuk mempromosikan konten

Media sosial semakin personal, orang semakin selektif memilih apa saja yang akan ditampilkan di media sosial mereka. Berbagai platform pun semakin canggih dan tertarget. Ini merupakan kesulitan tersendiri bagi pemasar untuk mendapatkan organic reach. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan paid campaigns yang disediakan platform media sosial. Hal ini bisa jadi pilihan yang lebih baik untuk membangun merek di jejaring sosial.

Brand yang mulai berkembang biasanya menggunakan media sosial untuk keperluan meningkatkan visibilitas dan menggenjot brand awareness. Agar bisa mendapatkan hal tersebut, buatlah konten yang bernilai, bermanfaat bagi audiens. jangan lupa untuk membuat konten ajakan yang mendorong partisipasi audiens agar bisa tercipta engagement.

Social Media memang powerful bagi merek yang ingin menggenjot awareness. Namun, media sosial juga bisa dengan mudah membuat orang merasa membuang waktu dan menjauh bila tidak digunakan dengan tepat. Inilah yang menyebabkan strategi media sosial menjadi penting untuk dibahas secara keseluruhan. Jika Anda bisa secara konsisten membagikan konten yang menarik dan bermanfaat. Upaya Anda untuk mendapatkan atensi audiens akan membuahkan hasil. Bahkan, bila beruntung, tanpa perlu modal besar, merek Anda bisa viral dan dikenal berbagai kalangan yang tentunya akan sukarela merekkomendasikan merek Anda.

Pilihan ada di tangan Anda, untuk terjun ke media sosial, pikirkan dengan bijak dan tepat. Sudah berpikir untuk berkampanye di media sosial seperti perusahaan dunia lain?

Editor: Jaka Perdana

Related