Branding Lewat Komik Ala Komikazer

marketeers article

Komik merupakan salah satu media yang banyak digemari oleh banyak kalangan. Selain menyajikan gambar yang menarik, komik juga menyediakan sebuah konten yang tidak hanya menghibur namun juga berisi kritik sosial.

Sebagai platform yang menyediakan konten dalam bentuk visual, Instagram dipenuhi dengan beragam seniman dan komikus dalam memamerkan ide dan karyanya, salah satunya yang dilakukan oleh seniman bernama Reza Mustar.

Reza atau yang kerap disapa dengan sapaan Azer, berhasil membangun sebuah brand bernama Komik Azer melalui medium Instagram. Komik Azer hadir menyajikan sebuah konten dalam bentuk visual kartun.

Semua ide berawal dari kegiatan dan kejadian yang sehari-harinya dialami oleh Azer. Terkesan sederhana, namun dengan kesederhanaan ide yang dimiliki oleh Azer, setidaknya sudah ada 136 ribu akun yang mengikuti Komik Azer di Instagram.

“Latar belakang saya adalah desain komunikasi visual, masih berhubungan branding dan desain. Saya memilih berkarya melalui komik karena mudah diterima oleh masyarakat, selain itu juga komunikasinya lebih mudah,” ujar Azer.

Azer mulai menggunakan Instagram sejak 2010, awalnya dirinya melihat Instagram sebagai medium yang cocok untuk menyimpan dan memamerkan beragam portofolio karya-karyanya. Seiring berjalan waktu, beragam merek pun tertarik dengan visual yang digambarkan oleh Azer.

“Pada tahun 2014, ada beberapa merek yang mulai nawarin kerjasama. Awal-awal masih merek-merek pakaian indie. Setelah itu, beberapa merek besar lainnya juga ikut berdatangan,” tambah Azer.

Sudah ada banyak merek yang menggunakan jasa Azer sebagai social influencer melalui medium Instagram. Mulai dari otomotif, ponsel, minuman, maskapai penerbangan, obat tetes mata, hingga perlengkapan makanan. Azer melihat bahwa banyak merek menggunakan jasanya dengan tujuan untuk meningkatkan awareness dari merek tersebut di masyarakat, terutama adalah anak muda yang menjadi mayoritas pengikut Komik Azer di Instagram.

“Kepada klien saya selalu menjelaskan bahwa hard selling itu tidak bagus, terutama di media sosial. Saya selalu mengajukan dalam karya saya menghadirkan konsep soft selling. Saya juga gak mau kelihatan murahan dengan hard selling, karena ada merek Komik Azer yang harus saya jaga,” jelas Azer.

<iframe src=”https://www.facebook.com/plugins/post.php?href=https%3A%2F%2Fwww.facebook.com%2FKomikazer%2Fposts%2F646714318815417%3A0&width=500″ width=”500″ height=”589″ style=”border:none;overflow:hidden” scrolling=”no” frameborder=”0″ allowTransparency=”true”></iframe>

Tidak jarang Azer juga harus menolak tawaran kerjasama dari beberapa merek. salah satu alasannya adalah tidak ada kesamaan ide dan visi antara merek dan Komik Azer sendiri. Sebagai seorang seniman, Azer tidak hanya bekerja untuk para merek, dirinya juga menjalin beragam kerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat. Namun, dengan syarat memiliki kesamaan ide dan tidak untuk keperluan komersial.

Sebagai seorang social influencer dan content creator, Azer menyampaikan bahwa dalam berkarya harus paham apa yang menjadi passion dan fokus di dalamnya.

“Awal-awal tentu harus mengikuti kemauan audience, setelah ada fondasi yang kuat kita bisa menyetir materi konten buat mereka,” pungkas Azer.

Related