Asmawi Syam BRI, Setia Melayani UKM

marketeers article

Salah satu langkah yang cukup fenomenal dilakukan Bank Rakyat Indonesia pada tahun ini adalah meluncurkan satelit bernama BRIsat. Peluncuran satelit ini bukan untuk “gaya-gayaan” tetapi untuk mendukung positioning BRI sebagai bank yang selama ini melayani Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia yang jumlahnya banyak.

“Melalui BRIsat ini, kami ingin menjangkau yang selama ini tidak terjangkau. Di Indonesia, ada 59 juta pelaku usaha dan sekitar 98% dari mereka berada di remote area. Dengan satelit ini, kami ingin melayani mereka yang selama ini tidak terlayani. Salah satunya, dengan satelit,” ujar Asmawi.

UKM yang tersebar di 75.000 desa, sambung Asmawi, tidak akan terlayani kalau BRI hanya mengandalkan kantor cabang. Selain ongkosnya yang sangat besar, operasionalnya juga penuh tantangan. Sebab itu, berbasis teknologi, BRI mengembangkan BRILink. Dengan program ini, siapa pun bisa menjadikan rumah atau toko mereka – dengan syarat tertentu – sebagai kantor Bank BRI. Semua ini tentunya didukung dengan infrastruktur dan bantuan dari satelit.

“Dengan ini, BRI mendukung upaya pemerintah dalam membangun inklusi keuangan. Dari 75.000 desa di Indonesia, sekarang ini kami sudah masuk di 70.000 desa. Harapannya, akhir tahun ini, sudah bisa memasuki semua desa dengan melibatkan agen-agen di sana,” kata mantan atlet dan pembina karate di Indonesia ini.

Asmawi menambahkan, hal tadi merupakan mesin pertumbuhan BRI yang sangat berarti. Hingga kuartal ketiga 2016, BRI berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit dan pendapatan bunga bersih di angka 16%an.

BRI juga secara kontinu melakukan pengembangan produk-produk berbasis teknologi. Misalnya, membangun jaringan teknologi di Terminal III Ultimate. Di sana, BRI memiliki kantor yang semua prosesnya terdigitalisasi. Tidak ada lagi pegawai yang melayani di sana karena semua serba dikerjakan dengan mesin – dari menabung, mengajukan kredit, dan sebagainya. Asmawi menyakini ini sebagai layanan masa depan dan akan terus dikembangkan BRI.

“Dunia sudah berubah dari konevensional ke digital. Demikian juga, kami harus berubah ke arah sana, apalagi sekarang sudah tren dunia e-commerce. Soal teknologi ini, kita tidak lepas device, network, dan application. Semua demi efektivitas dan efisiensi layanan,” tambah Asmawi.

Asmawi mencontohkan, Loan Approval System yang bisa melayani nasabah hingga 20 orang setiap hari.  Selain itu, BRI melakukan upaya mengefisienkan kantor-kantor BRI. Misalnya, membangun coworking space yang bisa dimanfaatkan untuk mencari insight-insight dalam pengembangan layanan perbankan.

“Lepas dari semua itu, yang paling penting untuk dipegang, bisnis perbankan adalah bisnis kepercayaan. Sebab itu, kami mengembangkan budaya korporat yang mengusung integritas, sportivitas, semangat juang, regenerasi, dan prestasi. BRI sudah 121 tahun, bukan waktu yang pendek untuk terus menjadikan diri sebagai bank terpercaya,” pungkas Asmawi, yang meraih The Best Industry Marketing Champion 2016 dari sektor Commercial Banking.

 

Artikel selengkapnya bisa dibaca di
Majalah Marketeers edisi Des 2016-Jan 2017

Related