BSD Siapkan Capex Rp 3,5-4 triliun tahun ini

marketeers article

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSD) melihat industri properti akan tetap bertumbuh pada tahun ini, meski tidak sebaik tahun 2011-2013. Pada tahun 2011-2013, BSD mampu menjual habis unit apapun dalam satu hari. Memasuki tahun 2014, properti Indonesia bisa dibilang kembali ke periode normal yang pertumbuhannya tidak signifikan. Meski begitu, BSD akan terus mengembangkan bisnisnya tahun ini, termasuk beberapa proyek di Samarinda dan Balikpapan.

“Walau kami mengembangkan di beberapa wilayah, kami tetap mengembangkan properti di Pulau Jawa karena sebagian pasar kami ada di Jakarta dan Pulau Jawa. Luas BSD adalah 6.000 hektare atau setara sepersepuluh dari luas DKI Jakarta. Total landbank kami dapat kami kembangkan hingga 20-25 tahun ke depan,” ujar Hermawan Wijaya selaku Direktur dan Corporate Secretary BSD dalam pemaparan Sinarmas Land Outlook 2015 di Jakarta, Selasa (17/2/2015).

Tahun ini BSD memiliki tiga proyek high rise, yaitu Aerium di Taman Permata Buana, Element Rasuna, dan proyek di Tanjung Barat. Di luar pulau Jawa, BSD sedang membangun proyek di Balikpapan dan Samarinda. Hermawan mengatakan, untuk di Samarinda, target penjualan marketing proyek tersebut sebesar Rp 100 miliar. Nilai ini tentu tidak sebesar proyek yang sedang dibangun di Jakarta.

Hermawan menilai bahwa pertumbuhan properti di Indonesia didukung oleh populasi dan daya beli masyarakat. Prediksi tahun 2020, akan ada 140 juta masyarakat kalangan menengah hingga elit. “Dalam setahun, target pembangunan BSD berkisar 2.500-3.000 unit. Pembangunan yang dilakukan BSD masih kecil dibandingkan permintaan pada tahun-tahun mendatang. Jadi, peluang masih terbuka lebar seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat,” tambahnya.

Komposisi segmen residensial BSD sekitar 56% dan komersial 44% tahun ini. Tahun 2014, komposisi BSD seimbang antara residensial dan komersial. Meski 2014 pertumbuhan BSD tidak terlalu tumbuh signifikan, namun segmen residensial dan komersial cukup baik karena permintaan tetap tinggi, terutama di daerah Central Business District, Jakarta.

Untuk mengembangkan bisnisnya, BSD telah menganggarkan Capital Expenditure (Capex) tahun 2015 sebesar Rp 3,5-4 triliun yang sumber dananya berasal dari internal. Rp 1 triliun dari total Capex tersebut akan digunakan untuk akuisisi tanah dan sebagiannya untuk infrastruktur, dan lain-lain. “Kami akan memprioritaskan akuisi tanah di lokasi yang sudah memiliki izin, seperti di BSD City, Grand Wisata, dan Kota Wisata,” tambah Hermawan.

Related