Bulp, Cara Baru Menjaring Suara Konsumen

marketeers article

Berawal dari susahnya menyampaikan aspirasi dan keluhan pelanggan atas sebuah layanan atau produk perusahaan, aplikasi Bulp hadir secara gratis. Bulp meluncur sebagai konektor antara perusahaan dan masyarakat konsumen  secara independen. Selama ini, media penyampaian aspirasi pembaca sebatas telepon, email, maupun media sosial. Aplikasi ini diposisikan membantu Customers Relationship Management (CRM).  

“Bulp ingin memberikan cara baru penyampaian aspirasikonsumen ke perusahaan. Selama ini, media-media yang dipakai kurang efektif. Ada riset mengatakan, 67% konsumen yang komplain melalui telepon merasa frustrasi. Dari 100% orang yang kecewa, cuma 4% yang berani menyampaikan keluhan. Riset lain mengatakan 83% orang Indonesia tidak puas pada solusi layanan konsumen saat ini di tengah teknologi yang makin bagus,” ujar Arie Nasution, CEO Bulp.

Menurut Arie, ada dua fungsi Bulp, yakni memudahkan konsumen menyuarakan aspirasi mereka untuk perusahaan dan perusahaan bisa mendapatkan insight dari suara-suara konsumen. Prosesnya gampang karena langsung dilakukan melalui smartphone mereka,” kata Arie Nasution, CEO Bulp.

Ide awal Bulp muncul pada tahun 2014 yang didirikan oleh lima orang co-founder. Kemudian digodok dan diluncurkan dalam versi Beta pada 12 Januari 2015.  “Ikut Tech In Asia ini tergolong nekat bila dibandingkan dengan startup-startup yang lain yang sudah diluncurkan penuh,” kata Arie Nasution, CEO Bulp.

Arie mengklaim, startup besutannya ini merupakan startup untuk CRM pertama di dunia. Di sinilah, Arie menangkap peluang tersebut. Arie mengaku saat membuat Bulp merasa tidak memiliki contekan serupa dari Indonesia maupun luar negeri.

Tiga bulan berjalan, Bulp sudah menerima 4.000  aspirasiuntuk sekitar 70 perusahaan – termasuk telko dan perbankan. Pada Maret 2016, Bulp sudah menerima 31.000 lebih aspirasi untuk ratusan perusahaan dan mencapai 60.000 unduhan.

Pada Mei 2015, Bulp mendapatkan seed funding dari sejumlah investor yang tergabung dalam sebuah perseroan terbatas. Setelah mendapatkan pendanaan, pada bulan berikutnya, Bulp sudah bisa beroperasi penuh. Pada September 2015, baru Bulp meluncur dalam full version, baik aplikasi maupun dashboard-nya.

Fitur dashboard ini dikhususkan untuk perusahaan untuk bisa membaca dan menganalisis masukan-masukan dari konsumen. Aplikasinya sendiri dikhususnya untuk menyampaikan masukannya. Masukan di sini tak harus keluhan, komplain, tetapi juga pujian. Bahkan, selama delapan bulan terakhir, komposisinya lebih besar pujian (sekitar 80%) ketimbang keluhan (20%). Fitur dashboard inilah yang didesain untuk proses monetisasi selanjutnya dalam format berlangganan. Dahsboard ini berisi fitur-fitur analisis.

“Bulp membantu perusahaan memetakan suara konsumen. Selama ini, suara-suara itu terpencar-pencar dan tidak teranalisis dengan baik. Padahal,  itu merupakan data yang sangat berharga bagi perusahaan,” ujarnya.

Nama  Bulp mulai bergaung di dunia internasional ketika menjadi perwakilan Indonesia di kontes Mobile Challenge Asia Pacific di Hawaii, Amerika Serikat pada tahun lalu. Ajang ini digelar oleh J-Seed Venture dan IE Business School. Pada Maret 2016, Bulp menjadi juara Wirausaha Muda Mandiri untuk kategori teknologi digital.

Untuk membangun awareness, Bulp melakukan kampanye #YourVoiceMatters. Kampanye ini ditujukan baik untuk masyarakat maupun perusahaan. Meskipun sekilas mirip jejaring sosial, Arie menegaskan Bulp bukanlah situs tersebut.

Meskipun sekilas terlihat seperti jejaring sosial, Arie menekankan bahwa Bulp justru bukanlah sebuah jejaring sosial. Layanan ini dimoderasi oleh administrator yang bertugas memastikan konten, penyampaiannya baik, dan detail. Aspirasi yang lolos kurasi akan ditampilkan di aplikasi dan diteruskan ke perusahaan terkait.

Uniknya, untuk setiap aspirasi yang lolos kurasi, pengguna mendapat poin yang bisa ditukar hadiah dari Bulp. Setiap saat, pengguna bisa mengetahui status aspirasinya dengan lima kondisi, yakni pending, rejected, approved, delivered, dan responded. Ada fitur share untuk media sosial dan fitur Me Too! untuk pengalaman sama dari konsumen lain. 

    Related