Dunia jurnalistik amat melekat dalam diri Yusuf Arifin. Yusuf merupakan seorang jurnalis yang memiliki pengalaman di media cetak, televisi, radio, dan online. Tak hanya bekerja untuk media-media nasional, Yusuf sempat bekerja sebagai jurnalis di media asing, seperti ABC Television hingga BBC World Service.
Bahkan, Yusuf bekerja untuk BBC di London selama 14 tahun. Setelah itu, Yusuf memutuskan untuk mengundurkan diri dan kembali ke Indonesia. Di Indonesia, Yusuf mendapat pekerjaan baru yang tak lepas dari dunia jurnalistik, yaitu menjadi pemimpin redaksi CNNIndonesia.com.
Dari segi brand, CNN memang dikenal orang. Namun, bukan berarti selalu bermakna positif. Ternyata banyak orang yang skeptis dengan media online yang ia pimpin. Dia memahami bahwa butuh waktu untuk membuat orang menerima CNNIndonesia.com di balik skeptisisme mereka.
“Saya terus meyakinkan masyarakat bahwa produk ini mandiri. Saya tekankan, yang keluar di pemberitaan itu murni dari ruang redaksi. Jadi, tidak ada campur tangan sama sekali dari Amerika, CNN pusat, dan Chairul Tanjung sebagai pemilik,” tegas Yusuf yang kini menjabat sebagai Chief of Collaboration Officer Kumparan.com sejak Oktober 2016 ini.
Selain itu, tantangan yang ia hadapi saat itu adalah membangkitkan kesadaran pasar bahwa CNNIndonesia.com berbeda dengan media online di Indonesia, termasuk Detik ─sister company CNNIndonesia.com.
“Bila Detik mengusung kecepatan, kami mencoba menggarap berita lebih dalam, meski tak secepat Detik,” papar Yusuf.
Akhirnya, usaha yang dilakukan CNNIndonesia.com mulai membuahkan hasil. CNNIndonesia.com menjadi semakin dikenal masyarakat dan mulai memiliki audiens setia. Hingga akhir menjabat di CNNIndonesia.com per September 2016 lalu, Yusuf menyebut ada sekitar 500.000 unique visitor yang berkunjung ke situs berita ini per hari.
“Untuk mempertahankan para pembaca setia, kami benar-benar memperhatikan konten yang kami sampaikan dan tetap konsisten dengan apa yang kami tuju di awal. Jadi, ketika pembaca membuka CNNIndonesia.com, mereka tahu apa yang menjadi ekspektasi mereka,” tutup jurnalis yang meraih Industry Marketing Champion dari Sektor Broadcast, Pay TV & Media ini.
Editor: Sigit Kurniawan