Cara Bandung Pasarkan Diri via Destinasi Wisata Tematik

marketeers article

Perkembangan pariwisata di suatu daerah tidak dipungkiri dapat menggenjot perekonomian wilayah tersebut. Tak heran, jika masing-masing daerah kini punya cara tersendiri untuk memasarkan pariwisata mereka. Kota Bandung misalnya, memilih membuat destinasi wisata tematik guna memasarkan pariwisata mereka.

Destinasi wisata tematik diciptakan dengan membuat tema-tema tersendiri (tematik) dari masing-masing lokasi yang ingin dipasarkan. Salah satu kota yang menggunakan cara ini adalah Bandung. Kepala Disbudpar Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengatakan, pariwisata kota ini dibagi ke dalam sejumlah tema, antara lain wisata sejarah dan edukasi, fesyen, budaya, taman, dan alam.

“Untuk wisata sejarah dan edukasi, kami mengelompokkan sejumlah museum dan tempat bersejarah di Bandung, seperti Museum Konferensi Asia Afrika, Museum Gedung Sate, Museum Geologi, Museum Sri Baduga, Goa Belanda, Goa Jepang, dan Selasar Sunaryo. Kalau bicara soal wisata budaya, kami punya Saung Udjo,” ungkap Kenny di Bandung, Minggu (17/06/2018).

Sementara untuk wisata fesyen, Bandung memasukkan Jalan Sultan Agung-Riau, C59, Kampung Batik Cigadung, serta sentra rajut Binong ke dalam destinasi wisata tematik ini. Pasalnya, jalan ini dikatakan Kenny dapat memenuhi hasrat para wisatawan untuk berbelanja berbagai produk fesyen. Tidak hanya itu, wisatawan pun dapat melihat langsung proses pembuatan baju.

Tak berhenti sampai di situ, Bandung juga membuat destinasi tematik lain dengan memanfaatkan lahan sekitar. Taman-taman disulap menjadi objek wisata sekaligus tempat berkumpul warga.

“Ada 15 taman favorit warga Bandung, seperti Taman Vanda, Pustaka Bunga Cilaki, Fotografi, Pasopati, Film, Lansia, Superhero, Teras Cikapundung, Balaikota, Skywalk Babakan Siliwangi, dan Taman Cibeunying. Kami membangun ini sekaligus sebagai pusat kegiatan masyarakat untuk berkreasi secara gratis,” ujar Kenny.

Terakhir,Bandung juga membuat destinasi wisata tematik alam dengan merekomendasikan wisata Curug Pelangi di Cimahi, Kawah Tangkuban Perahu, Farmhouse, Floating Market, Cikole, di Kabupaten Bandung Barat, dan Kawah Putih, Ciwidey, Situ Pantengang, dan Walini.

Sebenarnya, wisata alam yang ditawarkan Bandung mayoritas berada di luar Kota Kembang tersebut. Namun, para stakeholder telah membuat nota kesepahaman untuk melakukan promosi bersama.

“Jadi saling terkait antara Kota Bandung dengan kota-kota di sekitarnya. Wisatawan menginap di Kota Bandung kemudian pergi ke tempat-tempat wisata alam, dan kembali pulang ke Bandung. Intinya, ini bentuk promosi bersama,” ujar Kenny.

Editor: Sigit Kurniawan

Related