Cara Citibank Kerek Kompetensi Anak Muda Indonesia

marketeers article
Brisbane, Australia July 9, 2017: Citibank is the consumer division of Citigroup. This branch is in central Brisbane.

Citi Indonesia (Citibank) kembali menghadirkan Program Skilled Youth Tahap III. Aktivitas ini menjadi salah satu program CSR Citi Peka (Peduli dan Berkarya) bersama lembaga nirlaba Indonesia Business Links (IBL). Ini merupakan pelatihan bagi anak muda Indonesia untuk meraih kebebasan finansial di masa depan. Program ini diadakan di lima wilayah Jawa Barat, yaitu Bekasi, Cikarang, Karawang, Bandung dan Purwakarta.

“Generasi muda yang terlibat dalam Skilled Youth Tahap III akan memiliki kesempatan ekonomi yang lebih baik melalui peningkatan kapasitas dalam mempersiapkan diri. Baik menjadi tenaga kerja yang siap berkompetisi maupun peluang ketika ingin berwirausaha,” kata Elvira N. Makki, Director, Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia.

Tingginya angka pengganguran memang menjadi isu sosial. Menurut data Badan Pusat Statistik per Agustus 2018, pengangguran usia 15 tahun ke atas mencapai 7 juta orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi didominasi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 11,24 persen. Ditinjau dari wilayah, Jawa Barat adalah daerah PTT tertinggi kedua setelah Banten.

Tentunya ada alasan mengapa Citi melakukan program ini. Pasalnya, anak muda adalah generasi penerus dari sebuah bangsa. Belum lagi, semangat optimisme mereka masih sangat tinggi.

Menurut riset Citi di 45 kota negara maju dan berkembang, 70 persen anak mudah usia 16-24 tahun optimistis dengan prospek karier mereka. Bahkan optimisme lebih tinggi di negara berkembang daripada negara maju

“Namun banyak yang tidak cocok antara pekerjaan dan passion. Padahal jika seseorang bekerja sesuai passion, maka dia akan semangat untuk bangkit ketika terjatuh,” kata Elvira.

Selain itu, 78 persen anak muda di dunia termasuk Indonesia percaya bahwa magang sangat penting bagi pengembangan karier mereka. Sayang, 60 persen dari mereka mengatakan kesempatan untuk magang kian sulit. “Ingat ya. Magang bukan sekadar disuruh membuat kopi,” katanya. Padahal banyak anak muda yang mau bekerja keras untuk menggapai cita-cita mereka.

Tak hanya itu, sekitar 70 persen responden mengatakan mempunyai semangat untuk memiliki bisnis. Nyatanya hanya 6 persen saja yang akhirnya memiliki usaha.

Hal itulah yang ingin dijawab Program Skilled Youth Tahap III. Aktivitas ini telah berlangsung sejak Agustus 2018 dan akan berakhir Juni 2019 yang ditargetkan menjangkau 250 pemuda usia 16-25 tahun.

Related