Anak muda menjadi segmen yang menarik untuk diperhatikan. Generasi ini tak hanya menjadi pasar bagi banyak produk, namun juga influencer yang memiliki pengaruh kuat terhadap segmen yang lain. Di sisi lain, mempekerjakan generasi Y juga butuh seni karena pendekatannya cukup berbeda. Melihat perubahan ini, tema The Generation Y Contribution pun diangkat dalam pertemuan ke-53 Jakarta CMO Club.
“Kami merasa senang menjadi tuan rumah pertemuan Jakarta CMO Club ke-53 hari ini. Ini adalah kedua kalinya kami menjadi tuan rumah,” ujar Joe Kamdani, Pendiri Datascrip, dalam sambutannya, Kamis (18/3/2015).
Sebagai pelaku bisnis yang telah melanglang buana, Joe mengalami langsung berbagai perubahan bisnis. Di bisnis mesin ketik misalnya, ia mengatakan dulu produk-produk yang dijualnya masih masin ketik tradisional yang menggunakan kertas karbon. Kini, semua telah digantikan oleh teknologi yang lebih canggih. “Saat perubahan bisnis terjadi, banyak bisnis yang bergerak di perlengkapan dan peralatan kantor tutup. Kami pun juga hampir tutup. Namun, kami berhasil bertahan,” tambah Joe.
Salah satu kunci keberhasilan yang diungkapkan Joe adalah mengerti perubahan pasar dan mau menyesuaikan diri. Menurutnya, anak muda masa kini yang juga dikenal sebagai generasi Y adalah generasi yang sangat aktif, terutama dalam menggunakan teknologi. Dalam melihat generasi ini, sudut pandang yang digunakan juga tidak hanya posisi mereka sebagai pasar, namun juga fungsinya sebagai karyawan.
Menurut Liana Setiawan, Sales Director Datascrip, 60% dari karyawan Datascrip adalah generasi Y. Ia menuturkan karakteristik generasi ini unik. Bila sudah dua tahun kerja, mereka cenderung ingin pindah. Selain itu, generasi ini adalah generasi yang lebih komunal dan dinamis. Karena itu, Datacrip pun menggunakan pendekatan yang berbeda.
Dalam penuturannya, Liana mengatakan salah satu hal yang diubah di Datascrip adalah tata letak dan desain kantor. Bila sebelumnya partisi cubicle kantor dibuat tinggi, sekarang telah didesain lebih rendah. Demikian juga dengan sistem monitoring kerja yang tak bisa lagi dilakukan secara manual. Datascrip telah membuat sebuah sistem berbasis teknologi informasi untuk memantau kinerja karyawan.
Joe menambahkan perusahaan perlu memberikan ruang bagi generasi Y untuk berkreasi dan mengeluarkan idenya di tempat kerja. Meski begitu, para senior juga perlu melakukan bimbingan dan dukungan. Dalam beberapa kesempatan, Joe selalu menyempatkan diri datang dalam rapat dan memberikan pemikirannya.
Dalam pandangan Joe, untuk menjaga generasi Y memang tidak bisa sekadar menawarkan materi. Ada aspek nonfinansial yang juga menjadi kebutuhan mereka, seperti passion, kebahagiaan, dan kepuasan dalam berkarya. Tentunya, kepuasan finansial dan nonfinansial perlu diberikan secara seimbang.
“Bekerja dengan generasi Y tidak bisa hanya mengandalkan idealisme seperti kepuasan batin, namun juga aspek realistis seperti ketebalan kantong,” terang Joe.