Cara Mi Instan Baru Lemonilo Tingkatkan Brand Awareness

marketeers article

Bisnis kuliner memang sangat menjanjikan di Indonesia, khususnya di Jakarta. Riset Jakarta Dining Index oleh Qraved menyatakan bahwa penduduk Jakarta setiap tahunnya mengunjungi restoran hingga 380 juta kali dan merogoh kocek hingga US$ 1,5 miliar atau setara dengan Rp 21,4 triliun (US$ 1 = Rp 14.300). Fakta ini ditopang dengan pertumbuhan restoran kelas menengah sepanjang lima tahun yang meningkat hingga 250%. 

Tak heran bila Jakarta memiliki banyak sekali pilihan restoran (data Market Access Secretariat Global Analysis Report). Di sisi lain, gaya hidup sehat juga tengah marak di Indonesia. Sayangnya, jumlah restoran yang menawarkan menu makanan sehat selain masih sangat terbatas. Harganya pun terkadang tidak pas untuk kantong. Seakan-akan, bisnis kuliner di Indonesia memfokuskan diri dalam menawarkan gaya hidup yang tidak sehat melalui junk food.

Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa pada tahun 2016, penduduk Jakarta menempati posisi pertama untuk angka obesitas dengan persentase sekitar 39.7%  (data Renstra Kemenkes 2015-2019). Persentase ini 2,5 kali lebih besar daripada persentase tingkat obesitas terendah yaitu Nusa Tenggara Timur yang hanya 15.2%.

Dr. Mahesa Paranadipa, Ketua bidang Organisasi dan Sistem Informasi Kelembagaan PB IDI mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh kebiasaan dan pola makan orang Jakarta yang hobi mengkonsumsi makanan tidak sehat (junk food), stress serta  kurangnya aktivitas fisik.

Melihat hal ini, platform penjualan online produk pangan sehat dan organik Lemonilo mengajak puluhan pengusaha kuliner Jakarta mencanangkan “Gerakan Cafe & Ropang Sehat”.

Gerakan ini dimulai dengan menawarkan menu mi berbahan alami dengan harga terjangkau yang bebas dari bahan pengawet, pewarna, serta tanpa tambahan MSG sebagai salah satu menu di berbagai restoran dan kafe di Jakarta.

Asal tahu saja, sejak didirikan pada awal tahun 2017, Lemonilo kini telah memiliki private brand produk mi instan. Karena itu, gerakan yang mengajak konsumen untuk memilih mi yang lebih sehat telah dijalankan di beberapa tempat nongkrong yang sering dipadati kawula muda.

Gerakan itu sampai saat ini telah diikuti oleh What’s Up Cafe (yang saat ini memiliki 12 cabang), Department of Juicetice, Warung Overtaste, Farmer’s Bowl, Roti Eneng, Kolary Coffee, dan Medifit. Lemonilo juga membuka kesempatan bagi pelaku bisnis kuliner lain untuk bergabung dalam gerakan tersebut.

Peresmian gerakan tersebut untuk pertama kalinya diadakan di What’s Up Café Tanjung Duren, Kamis, (26/7/2018) Nantinya, Lemonilo dan berbagai pengusaha kuliner yang tergabung dalam gerakan ini juga akan melangsungkan berbagai event yang mengusung hidup sehat. Ini merupakan salah satu cara bagi pemain mi instan baru untuk meningkatkan brand awareness.

CEO Lemonilo Shinta Nurfauzia mengatakan, harapannya, dengan adanya pilihan menu yang lebih sehat di tempat-tempat yang sebelumnya tidak menawarkan menu sehat, bisa membantu masyarakat Indonesia untuk memulai pola hidup yang lebih sehat secepatnya.

“Harga menu di berbagai tempat ini juga sangat terjangkau, mulai dari 18 ribu Rupiah, sehingga siapapun bisa menikmatinya,” ujar dia.

Ronald Wijaya, President Lemonilo menambahkan, ke depannya, Lemonilo akan memperluas gerakan ini. Kami mengundang seluruh pengusaha kuliner di Indonesia untuk turut mensukseskan gerakan ini untuk membangun Indonesia yang lebih sehat.

“Caranya sangat simple, mulai dari menawarkan pilihan menu yang lebih sehat dengan harga yang terjangkau bersama Lemonilo,” ujar dia.

Editor: Sigit Kurniawan

Related